Sukses

Sambut Hari di Dolandeso, Outbound Seru di Kulon Progo

Bingung menentukan tempat outbound. Coba datang ke Dolandeso dan rasakan sensasi bermain air seperti di desa.

Liputan6.com, Kulon Progo - Tempat outbound atau pelatihan di alam terbuka yang satu ini patut dicoba. Bukan sekadar menampilkan suasana pedesaan yang khas, melainkan juga memfasilitasi keinginan generasi milenial untuk unjuk diri di media sosial.

Aneka permainan bisa dicoba, mulai dari segitiga besi yang mirip egrang, papan labirin bola yang melatih kekompakan, hingga beragam permainan air yang sayang jika dilewatkan. Pemandangan di tempat ini pun tidak kalah keren, cukup dengan Rp 5.000, pengunjung yang ingin berswafoto bisa memanfaatkan spot unik seperti taman teratai, terutama saat pagi hari.

Namanya Dolandeso. Berlokasi di Dusun Jurang Depok, Desa Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, tempat ini berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Memang tidak ada kendaraan umum yang melintasi kawasan ini. Namun, pengunjung bisa menyewa mobil, bus, ataupun sepeda motor untuk mencapainya.

"Sebenarnya, Dolandeso ditujukan untuk wisatawan berkelompok yang ingin outbound, biayanya pun bervariasi karena kami menerapkan sistem paket," ujar Wita Isriyanti, pemilik Dolandeso kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Tarif murah yang dikenakan untuk pengunjung perorangan bertujuan untuk memfasilitasi pengunjung anak muda yang doyan swafoto. Namun, mereka tidak mendapatkan fasilitas seperti jika mengakses paket outbound.

Meskipun demikian, kebanyakan pengunjung yang datang memang bertujuan untuk outbound. Brosur yang disebar pun berisi penawaran berbagai paket sesuai kebutuhan pengunjung.

2 dari 4 halaman

Pilihan Paket Outbound

Setidaknya ada sembilan paket outbound di Dolandeso. Harganya bervariasi mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 225.000 per orang. Syarat mengambil paket adalah minimal satu kelompok pengunjung terdiri dari 20 sampai 30 orang.

Fasilitas yang ditawarkan juga beragam, seperti menginap di dormitory atau limasan yang bisa dihuni lebih dari 10 orang sekaligus, kudapan, makan siang dan malam, pemandu, permainan outbound, rafting di Sungai Progo, bersepeda, dan sebagainya.

Dolandeso juga menyediakan paket live in yang kebanyakan diakses oleh para pelajar dari kota besar.

"Sasaran utama kami memang orang kota karena mereka jarang berinteraksi dengan desa, jadi yang dihadirkan benar-benar suasana pedesaan, termasuk suguhannya," ucap Wita.

Soal menu makanan yang disediakan, Dolandeso juga menghadirkan menu khas masakan rumah yang membuat pengunjung bernostalgia. Salah satu menu andalannya adalah lodeh tempe yang disajikan dengan ayam goreng dan kerupuk. Aneka jajan pasar dan es dawet juga bisa dinikmati sebagai makanan pembuka.

 

3 dari 4 halaman

Daya Tarik Dolandeso

Tempat outbound ini didirikan pada awal 2011 di atas lahan seluas satu hektare. Tanah yang dipakai merupakan tanah kas desa. Dolandeso berada di bawah naungan CV Dolandeso.

Dolandeso menawarkan tempat outbound air terlengkap di Yogyakarta.

"Jadi, kalau mau outbound di sini, ya harus siap basah," kata Wita.

Tempat ini juga dikelola bersama dengan warga setempat. Pemuda diberdayakan mengelola saluran irigasi yang digunakan untuk body rafting, sedangkan Ibu-ibu PKK bertugas menyajikan makanan khas desa.

Wita mengungkapkan, sejak awal tujuan dari Dolandeso untuk menyediakan tempat bermain anak yang bisa berkolaborasi dengan warga lokal.

4 dari 4 halaman

Pejabat dan Pengusaha Juga Outbound

Dolandeso juga kerap disambangi pengusaha dan pejabat yang menggelar outbound. Ganjar Pranowo, mantan Kapolda DIY Haka Astaga, dan pengusaha Dyah Suminar merupakan sederet nama yang pernah bertanding ke Dolandeso.

Tempat ini milik pasangan suami istri Wita Isriyanti dan Sugihartono. Keduanya sengaja membentuk CV karena saat membuka Dolandeso tidak mendapat dana dari pemerintah desa, sekalipun berniat memberdayakan warga sekitar.

Wita dan suaminya juga orang asli Kulonprogo. Sebelum membuka Dolandeso, mereka bekerja di Wildlife Rescue Center (WRC) yang berada di Nanggulan.

Tempat perlindungan hewan liar dan dilindungi itu merupakan wahana edukasi anak. Namun, tidak sembarangan karena ada sejumlah satwa yang tidak nyaman jika berada di tengah banyak orang.

"Lalu kami membuka Dolandeso dengan pertimbangan itu, hewannya pun yang umum dan tidak stres jika berada di antara manusia, misal sapi," ucap Wita.

Â