Liputan6.com, Banyumas - Top 3 berita hari ini, Parinah, seorang TKI yang diduga menjadi korban perbudakan di Inggris meminta segera dipulangkan ke Tanah Air. Karena telah selama 18 tahun lebih hidup di negeri orang.
Sebelum akhirnya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Inggris, pada 28 Mei 2001, Parinah pernah bekerja di Arab Saudi. Situasi berubah 180 derajat setelah keluarga majikan pindah ke Inggris. Perempuan berusia 50 tahun itu 'dipingit' dan tak diperkenankan menghubungi keluarganya.
Kabar terakhir sang ibu yang diterima anaknya Parsin, saat dia mengirimkan gaji sebesar 1.000 poundsterling kepada ayah tirinya 13 tahun silam.
Advertisement
Setitik harapan pun muncul saat surat Parsinah diterima keluarganya di Banyumas, Jawa Tengah.
Lantas, apa yang menyebabkan sang majikan tidak memperbolehkan Parinah pulang ke daerah asalnya? Benarkah selama menjadi TKI, perempuan berperawakan tinggi kurus itu menjadi korban perbudakan?
Kabar dari Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, puluhan korban tewas akibat miras oplosan berjatuhan. Saat ini polisi telah menetapkan dua orang tersangka, sementara satu lainnya yang diduga pemasok masih buron.
Banyaknya korban tewas akibat miras oplosan, membuat sejumlah tempat yang diduga menjadi lokasi penjualan digerebek petugas Satpol PP. Total ada 400Â tempat di seluruh Kabupaten Bandung dan 50 di Cicalengka.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Surat Mengharukan dari Parinah, TKI Korban Dugaan Perbudakan Modern di Inggris
Parinah merupakan salah satu Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang diduga menjadi korban perbudakan di Inggris. Dia bekerka sebagai asisten rumah tangga (ART) di salah satu rumah di jalan raya Woodline, Distrik Brighton and Hove, County East Sussex, Region South Est England.
Bekerja selama belasan tahun di negeri para raja dan ratu Inggris, Parinah akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Desa Petarangan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas, Jawa Tengah.
Dia sempat menulis surat pada keluarganya, pada 18 Januari 2018. Berbulan-bulan menunggu, perempuan yang kini telah berusia 50 tahun sempat berpikir bahwa suratnya akan kandas seperti surat lain yang pernah dikirimkannya pada 2005 silam.
Selama bekerja di rumah sang majikan, Parinah mengaku mengaku tidak mendapat perlakukan kasar. Hanya saja tiada jalan baginya untuk pulang.
 2. Siapa Pemasok Bahan Miras Oplosan Maut di Cicalengka?
Akibat miras oplosan, puluhan orang tewas di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Polisi hingga kini mencari keterangan dari para korban serta seorang pemasok berinisial C yang kini buron.
Menyikapi tewasnya puluhan orang diduga akibat miras oplosan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menyisir ratusan penjual miras di wilayah Kabupaten Bandung.
Selain miras, Kepala Satpol PP Kabupaten Bandung Usman Sayogi menemukan penjual tuak. Minuman tersebut didapat dari Cianjur Selatan dengan bahan utama saripati singkong. Minuman itu kemudian dijual dengan harga murah karena menyasar masyarakat ekonomi rendah.
"Sampai di sini, diracik kembali pakai alkohol 100 persen, spiritus, dan cairan antinyamuk. Dari pengolah diteruskan ke pengecer. Pengolahannya di luar Cicalengka, tapi dekat Cicalengka," jelasnya.
3. Isi Surat Bunuh Diri Gadis Sukabumi Bikin Tangis Keluarga Pecah
Jasad RA pertama kali ditemukan oleh sang ibu, Ela (38), sekitar pukul 10.00 WIB, Selasa kemarin. Remaja putri itu nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri menggunakan kain kerudung warna hitam yang diikatkan ke plafon kamar mandi.
Seketika, sang ibu langsung berteriak setelah melihat tubuh anaknya menggantung dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Untuk diketahui, RA bunuh diri dengan meninggalkan secarik surat yang ia letakkan tak jauh dari jasadnya ditemukan. Surat itu berjudul "Untuk Mamah dan Bapak".
Apa isi surat yang dibuat TKI Parinah?