Solo - Keberadaan rusa di Taman Balekambang Solo menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Para pengunjung yang datang bisa menyaksikan rusa-rusa yang bebas berkeliaran di taman tersebut. Meski diklaim jinak, bukan tak mungkin rusa tersebut melukai pengunjung, seperti yang diceritakan pengguna akun Instagram @novitagarda, Minggu, 22 April 2018.
Pemilik akun @novitagarda menceritakan kisah tragis yang dialami oleh salah satu anggota keluarganya saat berekreasi di Taman Balekambang Solo. Kala itu, suster yang menjaga anaknya tiba-tiba diseruduk seekor rusa hingga terluka parah. Akibat kejadian itu, si suster sampai harus mendapatkan 11 jahitan di bagian pantat.
"Maaf sekadar cerita, ini tadi siang saya dan keluarga ke Taman Balekambang Solo. Suster sedang gendong anak saya tiba-tiba diserang rusa sampai luka dan ada 11 jahitan di pantat. Padahal, posisi di jalan biasa tidak mengganggu," terangnya melalui keterangan unggahan tersebut yang dikutip Solopos.com, Senin, 23 April 2018.
Advertisement
Menurut pemilik akun @novitagarda, sudah ada tiga orang yang diseruduk rusa dan mengalami nasib nahas seperti susternya pada hari yang sama. Video tersebut kemudian viral dan dibanjiri komentar warganet. Sejumlah warganet yang mayoritas warga Solo merasa prihatin dengan nasib buruk itu.
Baca Juga
Lewat kolom komentar, warganet menyuarakan pendapat masing-masing. Sejumlah warganet berasumsi rusa tersebut menyerang pengunjung karena merasa lapar dan tidak mendapatkan perawatan yang baik dari pengelola Taman Balekambang Solo. Sementara beberapa warganet lainnya yang pernah mengalami kejadian serupa menceritakan kisah tragis masing-masing dan mengaku trauma.
Warganet kemudian menyarankan kepada pengelola Taman Balekambang Solo untuk lebih memperhatikan kondisi binatang tersebut agar tidak ada korban lain. Mereka juga mengingatkan netizen lainnya untuk lebih berhati-hati dan tidak mengganggu binatang yang ada di sana.
"Sama seperti kejadian dulu kakak saya juga diseruduk rusa di Taman Balekambang. Rusanya besar dan tanduknya juga besar. Kakakku sampai lari, rusanya dorong dari belakang pakai tanduknya. Tapi, untung enggak sampai luka, tapi ya sakit juga. Terus sampai sekarang sudah enggak berani lagi ke Taman Balekambang," komentar @niken_marta88.
"Mending dibuatkan pagar saja biar tidak membahayakan pengunjung si rusa. Daripada nanti banyak korban, kan kasihan pengunjung yang berwisata ke sana," saran @wildawardanii.
"Menurutku rusa di sana kayak enggak pernah dikasih makan. Suka ganggu orang yang bawa makanan. Kalau tahu rusa kenyang enggak mungkin kayak gitu," terka @meymey.intania.
"Iya, di Balekambang hewannya enggak dikasih makan. Pada makan sampah. Setahu saya ada gerakan masyarakat yang peduli dan kasih mereka setiap beberapa hari sekali. Sepertinya memang harus diurus," imbuh @adelliarosaIya.
Baca berita menarik lainnya dari Solopos.com di sini.
Penyebab Rusa di Balekembang Agresif
Pengelola objek wisata Taman Balekambang Solo meminta pengunjung tak mendekati atau mengganggu rusa yang dibiarkan bebas berkeliaran di Balekambang. Mereka mengakui rusa jantan di Taman Balekambang Solo beberapa kali menyerang pengunjung.
Pada Senin (23/4/2018) siang, tiga satpam Taman Balekambang Solo buru-buru berlari ke arah kolam Patung Partinah. Mereka beranjak dari tempat duduk di Pos Keamanan pintu masuk Taman Balekambang setelah mendengar teriakan dari empat orang pengunjung yang merasa ketakutan dikerjar seekor rusa besar.
Dengan menggunakan sebuah batang bambu pendek, para satpam itu kemudian mencoba menjauhkan rusa jantan bertanduk tersebut dari pengunjung.
Salah satu satpam Taman Balekambang Solo, Doni Prabowo (35), menyebut tidak kali ini saja rusa jantan itu menganggu pengunjung Taman Balekambang. Pada Minggu (22/4/2018) sore, rusa bertubuh besar tersebut malah menyeruduk salah satu pengunjung hingga menderita luka di bagian pantat.
Dia menjelaskan belakangan rusa jantan di Taman Balekambang memang bertingkah lebih agresif karena sedang memasuki masa berahi tinggi. Doni mejelaskan alasan rusa tak dikurung karena bisa stres.
Kepala UPT Kawasan Wisata Taman Balekambang Dinas Pariwisata (Disparta) Solo, Sumeh, meminta kepada masyarakat untuk tak mendekati atau mengganggu rusa bertanduk, terutama saat memasuki masa berahi tinggi atau musim kawin yang biasanya terjadi pada periode Februari-April dan September-Desember.
"Bulan April ini termasuk masa berahi tinggi bagi para rusa. Jadi rusa jantan memang cenderung akan berubah lebih agresif. Kalau yang betina tidak terlalu agresif. Kami imbau kepada para pengunjung sementara waktu untuk lebih waspada," kata Sumeh.
Sumeh mengatakan pengunjung bisa dengan mudah mengetahui rusa jantan mana yang tengah dalam masa berahi tinggi. Biasanya rusa yang sedang dalam masa berahi memiliki tanduk kinclong dan badannya kotor. Tanduk rusa menjadi lebih kinclong karena menjadi lebih sering digunakan untuk menyeruduk pohon.
Dia mengatakan aktivitas itu dilakukan rusa jantan demi menarik perhatian rusa betina. Sedangkan penyebab badan rusa jantan menjadi lebih kotor saat masa berahi karena lebih sering berkubang di tanah atau lumpur demi mendinginkan badan.
Disinggung soal tanggung jawab pengelola Taman Balekambang terhadap pengunjung yang harus mengalami luka karena diseruduk rusa, Sumeh mengaku pihaknya tidak punya anggaran khusus untuk memberikan santunan atau memberikan uang pengobatan.
Dia menyebut masyarakat mestinya bisa bertanggung jawab atas keselamatan diri sendiri saat berktivitas di Taman Balekambang. Sumeh mengatakan Pengelola Taman Balekambang sudah melakukan antisipasi terkait kejadian seperti itu dengan memberikan imbauan.
Sementara itu saat dihubungi Solopos.com, pemilik akun Instagram @novitagarda, Novita Garda Kusuma (25), menceritakan susternya bernama Anis yang pada Minggu siang diseruduk rusa di Taman Balekambang kini sudah pulang dari RS Brayat Minulyo.
"Sudah saya bawa pulang dari rumah sakit. Sekarang buat duduk sama berdiri jadi agak susah," kata Novita. Sebelumnya pada Minggu sore, Novita lewat unggahan akun Instagramnya bercerita susternya diseruduk rusa saat berada di Taman Balekambang.
Akibatnya, Anis harus mengalami luka yang membutuhkan penanganan 11 jahitan. Dia menuntut pengelola Taman Balekambang untuk bertanggung jawab terhadap peristiwa itu.
Advertisement