Liputan6.com, Makassar - Lirikan mata dapat berujung perkelahian. Dua warga asal Gorontalo berkelahi di dalam pesawat setelah mereka menunaikan ibadah umrah saat sedang transit di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan.
"Infonya sudah kita terima dan memang terjadi insiden pemukulan di dalam pesawat dan korbannya tidak terima, kemudian akan memproses hukum permasalahan itu," ucap Kepala Bidang Humas Polda Sulsel, Komisaris Besar (Kombes) Polisi Dicky Sondani, di Makassar, Senin, 23 April 2018, dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Dari beberapa keterangan, dua anggota jemaah umrah Gorontalo yang terlibat perkelahian itu adalah Susanto Puluhuwala Djafar (36) dan Naufal Brahim (49).
Susanto tidak terima diperlakukan oleh Naufal yang memukuli wajahnya. Buntut perkelahian tersebut, Susanto membawa konflik dengan sesama anggota jemaah umrah itu ke ranah hukum.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Kronologi Perkelahian
Pada Senin pagi sekitar pukul 08.27 Wita, keduanya yang merupakan rombongan jemaah umrah tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin untuk transit menggunakan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-590 rute CGK-UPG. Mereka kemudian melapor di konter transit Sriwijaya Air untuk langsung ke ruang tunggu di lantai dua.
Pukul 09.10 Wita, keduanya boarding melalui pintu nomor 3 menuju Sriwijaya Air SJ-596 untuk melanjutkan penerbangan ke Gorontalo. Sekitar pukul 09.25 Wita, saat keduanya sudah di dalam pesawat, Naufal merasa Susanto selalu melirik ke arah istrinya. Ia pun tak bisa menahan emosi dan akhirnya memukul Susanto.
"Awalnya itu berdasarkan keterangan pelaku, korban selalu melirik istrinya. Dan tanpa kata-kata (pelaku) langsung memukul korban," kata Kombes Dicky.
Kru pesawat yang melihat itu langsung melaporkan ke petugas Avsec bandara. "Keduanya diturunkan untuk dimintai keterangan," imbuhnya.
Usai dimintai keterangan seputar perkelahian tersebut, Susanto kemudian menuju RS TNI AU Dody Sarjito untuk diperiksa sehingga hasil visumnya bisa digunakana untuk kepentingan pelaporan nanti di Polda Gorontalo.
Advertisement