Liputan6.com, Pekanbaru - Usianya boleh 72 tahun tapi tenaganya bak anak muda. Dia dikenal sebagai guru karate yang mengajarkan polisi pendidikan bagaimana cara bertarung.
Tak hanya itu, keluarganya menyebut Paulus Lawata pernah mengajari aktor sekelas Barry Prima cara bela diri. Selain Barry, sudah ratusan atlet dicetak peraih medali emas di bidangnya ini.
Nahas bagi Paulus pada 8 April 2018 dini hari. Dia salah langkah hingga terjatuh ke patung besi saat bertarung dengan pencuri yang masuk ke rumah mewahnya di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan 50, Kota Pekanbaru.
Advertisement
Berusaha untuk bangkit, pencuri inisial ICS alias Koko mengambil kesempatan. Sang guru karate ini lalu dipukul tiga kali memakai kayu di bagian kepala. Paulus akhirnya meninggal dunia.
Baca Juga
Hasil penyidikan Satuan Reserse Kriminal Polresta Pekanbaru, ICS alias Koko bukan orang lain, tapi pekerjanya yang sudah tiga tahun berada di rumah. Koko ditangkap setelah kabur dua pekan di Sumatera Utara.
"Motifnya sakit hati karena ucapan korban," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto di Mapolsek 50, Kamis siang, 26 April 2018.
Santo menerangkan, pelaku menyimpan dendam karena ucapan korban selalu melukai perasaan pelaku. Menunggaknya gaji hingga beberapa bulan kian membuat pembantunya itu membencinya.
Pelaku lalu merencanakan pencurian untuk mengambil haknya. Tak ada niat awal membunuh korban. Hanya saja aksinya dipergoki ketika memakai sebo supaya tak dikenal pada pukul 01.00 WIB.
"Niat awalnya mencuri, karena ketahuan oleh korban, pelaku memukulnya tiga kali pakai benda tumpul," kata Santo.
Â
Â
Â
Â
Sempat Dikenali
Saat dipergoki itu, sebut Santo, pelaku berusaha menyerang korban. Diserang, guru karate ini menendang korban hingga terpental beberapa meter. Pelaku bangkit untuk menyerang lagi.
Lagi-lagi pelaku tak berdaya, tangannya ditangkap lalu dikunci, kemudian sebonya dibuka. Korban kaget karena wajah di balik sebo itu orang yang sangat dikenalinya.
"Kau rupanya Ko (pelaku)," kata Santo menirukan ucapan korban kepada pelaku kala itu.
Kekagetan korban ini dimanfaatkan pelaku membebaskan diri. Dia melawan lagi tapi kembali terpental karena tendakan korban. Hanya saja ketika korban berusaha menangkapnya lagi, dia salah langkah hingga terpeleset dan terjatuh ke patung besi.
Hal ini dimanfaatkan pelaku mengambil kayu dan memukulnya tiga kali di bagian kepala. Korban akhirnya tak bergerak, lalu dimanfaatkan pelaku mengambil sejumlah barang berharga.
"Korban akhirnya meninggal dunia karena kehabisan darah dan tak terselamatkan keluarganya yang terbangun karena suara gaduh," kata Santo.
Advertisement
Lari ke Kampung Orangtua
Hasil pencuriannya seperti medali emas, Suzuki Skywave BM 4803 QR berikut STNK dan BPKB, uang Rp 1,4 juta, cincin emas, dan HP Galaxy, pancing, dan senapan angin, dijual.
Hasil penjualan digunakan lari ke Binjai Sumatera Utara. Lalu melanjutkan pelariannya ke Perlis Pangkalan Brandan, Sumut, kampung orangtuanya.
Pelariannya terendus polisi. Dia pun ditangkap pada Sabtu, 21 April 2018. Pelaku dibawa ke Mapolsek 50 untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pelaku kepada wartawan mengaku sakit hati karena sering diomeli. Meski bekerja sudah tiga tahun, upah terkadang tidak dibayar oleh korban sehingga timbul sakit hati dan berniat mencuri.
"Dan saat mencuri, pelaku sudah tak bekerja lagi dengan korban. Dia tahu persis seluk beluk rumah korban karena lama bekerja di sana," sebut Santo.
Saksikan video pilihan berikut ini: