Liputan6.com, Aceh Timur - Semburan minyak beraroma gas yang keluar dari titik sumur milik masyarakat di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, masih mencapai 30 meter dari permukaan tanah, pasca-ledakan dan kebakaran.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi mengatakan, tekanan semburan dari sumur minyak masih mencapai 30 meter. Bahkan, sesekali semburan mencapai 35 meter hingga 40 meter.
"Tekanan minyak yang menyembur setelah api padam belum stabil, sehingga warga kita harap jangan mendekat ke lokasi," ucap dia, Sabtu malam, 28 April 2018, dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, arah angin juga tidak menentu. Alhasil, radius 150 meter hingga 200 meter sangat membahayakan terhadap masyarakat, terutama saat terjadi semburan minyak beraroma gas tersebut.
"Radius 200 meter sangat berbahaya untuk kesehatan, sehingga kita haruskan seluruh Satgas BPBD yang diposkan di sana untuk selalu mengenakan masker setiap saat," tegas Syahrizal.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Warga Sekitar Sumur Minyak Diungsikan
Untuk menjaga keselamatan, menurut Syahrizal, masyarakat telah diungsikan. Seluruh rumah di sekitar lokasi ledakan dan kebakaran sumur minyak yang dianggap ilegal itu telah dikosongkan.
"Tidak ada aktivitas, bahkan petugas kita larang menggunakan handphone (HP) dari jarak yang telah ditentukan," ujarnya.
Sebelumnya, ledakan dan kebakaran sumur minyak tradisional terjadi di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto, Peureulak, Aceh Timur, Rabu, 25 April 2018, sekitar pukul 01.30 WIB. Musibah ini telah mengakibatkan 21 orang meninggal dunia, 39 orang terluka, dan ratusan orang harus mengungsi.
Kini, lokasi ledakan yang masih mengeluarkan semburan minyak beraroma gas itu telah ditangani pihak PT Pertamina. Bahkan, semburan minyak yang mengalir dan ditampung seperti waduk, kini mulai disedot dan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Advertisement