Liputan6.com, Gorontalo - Monumen Nani Wartabone merupakan salah satu cagar budaya yang patut dijaga dan dilestarikan, dibangun sekitar tahun 1987 pada masa pemerintahan A. Nadjamudin, Wali Kota Gorontalo. Monumen tersebut terletak tepat di depan rumah dinas Gubernur Gorontalo saat ini.
Nani Wartabone yang merupakan putra asli daerah Gorontalo telah banyak mengabdikan diri sebagai pejuang bangsa dan negara. Terutama, dalam gerakan patriotisme melawan penjajahan bangsa asing kala itu.
Advertisement
Baca Juga
Ternyata, patriotisme rakyat Gorontalo di bawah pimpinan Nani Wartabone menggunakan taktik dan strategi perjuangan mampu mengusir bangsa penjajah, Belanda, dari Bumi Gorontalo.
Perjuangan rakyat yang patriotik mencapai puncaknya pada 23 Januari 1942. Tiga tahun sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Gorontalo lebih dulu melepaskan diri dari cengkeraman penjajahan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Spot Swafoto hingga Berburu Kuliner
Pantauan Liputan6.com, Monumen Nani Wartabone setiap harinya ramai dikunjungi banyak orang, baik itu masyarakat lokal maupun yang dari luar daerah. Warga yang datang hendak melihat patung Nani Wartabone yang dibuat persis seperti wajah pahlawan Gorontalo tersebut yang sebenarnya. Dengan gaya patung itu menunjuk sesuatu dengan memegang satu pucuk senjata
Monumen yang terletak di sudut Kota Gorontalo, tepatnya di Lapangan Taruna Remaja ini kerap dikunjungi masyarakat yang ingin berswafoto ataupun sekadar bersantai melepaskan penat ketika seharian bekerja di kantor
"Setiap sore ketika kami pulang kantor, kami menyempatkan diri singgah di taman monumen ini," ucap Rostin Abdullah, salah satu honorer di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo.
Selain nyaman, tempat ini juga sejuk karena di sekitar monumen ini ada pohon-pohon yang hijau dan rimbun. "Menambah segarnya ketika dinikmati saat sore dan pagi hari dan ber-selfie ria," imbuhnya.
Selain itu, sekitar monumen tersebut juga merupakan lokasi Car Free Day setiap Sabtu dan Minggu. Monumen Nani Wartabone sekaligus tempat berolahraga, mulai dari basket hingga tenis.
Tak hanya fasilitas olahraga, para pengunjung juga dapat menemui jajanan berbagai macam kuliner. Makanya, tempat ini bisa pula disebut sebagai alun-alun. "Monumen ini harus kita jaga bersama," ujar Alfarizi Ali, salah satu tokoh masyarakat.
Advertisement