Liputan6.com, Kebumen - Kisah dua pria Kebumen naik haji bersepeda onthel viral di media sosial. Doa-doa mengalir deras supaya mereka menjadi haji yang mabrur.
Di tengah ribuan komentar positif itu, ada pula yang menyangsikan mereka akan tiba di tanah suci Mekah dan Madinah dengan selamat. Musababnya, mereka akan menempuh perjalanan panjang dengan mengayuh sepeda reyot.
Apalagi, menilik usianya, dua pria ini, Khudori asal desa Roworejo (sebelumnya tertulis Purworejo-red) dan Sidamara, Kebumen, tak lagi muda. Mereka menyangsikan daya tahan dua orang yang naik haji bersepeda onthel ini.
Advertisement
Baca Juga
Ternyata, niat mulia dua pria Kebumen ini bukan lah sesuatu yang baru bagi tetangganya. Jauh-jauh hari, Khudori, telah mengutarakan niatnya naik haji bersepeda ontel.
Bagi Khudori, yang seorang petani dan berasal dari kalangan santri, sepeda onthel juga bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Ia adalah penghobi sepeda.
Sehari-hari, ia tak pernah lepas dari sepeda. Ke mana pun pergi, Khudori nyaris selalu menggunakan sepeda. Hanya saja, keluarga dan tetangga pun sempat sangsi ketika Khudori mengutarakan niatnya naik haji bersepeda ontel.
Khudori Mampu Mendaftar Haji Plus
Kepala Desa Roworejo, Amir Sarifudin mengungkapkan, Khudori adalah penghobi sepeda yang sudah teruji keandalannya. Daya tahannya mengagumkan menilik usianya yang sudah setengah baya.
Khudori, dengan rekan-rekannya sesama penghobi sepeda, kerap melakukan perjalanan jauh, mencapai puluhan hingga ratusan kilometer. Antara lain, untuk berziarah ke makam kiai atau wali, atau muhibah ke pesantren.
Beberapa kota yang sudah dikunjungi Khudori menggunakan sepeda antara lain Cilacap, Semarang, hingga Cirebon, Jawa Barat. "Beliau selalu memakai sepedanya dengan teman-temannya," ucapnya, Jumat, 4 Mei 2018.
Menurut Amir, di kalangan masyarakat Roworejo, Khudori bukan lah orang miskin. Ia cukup berada. Anak-anaknya pun telah mapan.
Bahkan jika mau, anak-anaknya bisa membiayainya berangkat haji. Namun, tekad Khudori untuk naik haji dengan bersepeda onthel sudah bulat. Apalagi, setelah Khudori bertemu dengan rekan lainnya, Nuruddin yang memiliki keinginan yang sama.
"Kalau Pak Khudori mau, anak-anaknya juga mampu mendaftarkan dengan haji plus sekalian," Amir menambahkan.
Advertisement
Kelengkapan Dokumen Keimigrasian untuk Naik Haji
Keinginan itu lantas diterjemahkan Khudori dengan mulai mengurus dokumen keimigrasian. Ia mengurus sendiri surat pengantar dan keterangan di pemerintah desa pada 2017 lalu.
Berbekal surat itu, ia pun mengurus paspor dan dokumen imigrasi lainnya ke Kantor Imigrasi Kelas II Cilacap. Saat mengurus dokumen keimigrasian itu, Khudori pun mengayuh sepeda bolak-balik Kebumen-Cilacap yang berjarak lebih dari 50 kilometer. Berdua dengan Nuruddin, ia menyiapkan baik-baik keberangkatannya ke Tanah Suci.
Ade Septiany, Kepala Sub-Seksi Komunikasi Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap membenarkan bahwa dua pria ini, Khudori dan Nuruddin telah mengurus paspor dan visa pada Desember 2017.
Dalam dokumen, tercatat mereka akan beribadah haji. Tak hanya negara tujuan Arab Saudi, dalam dokumen tersebut juga tercantum keterangan negara-negara lain. Tetapi, negara-negara lain tersebut tak disebut dalam dokumen tersebut.
"Sudah, Pak. Yang bersangkutan sudah mengurus dokumen perjalanan Republik Indonesia di Imigrasi Cilacap Desember 2017," ucap, Ade Septiany, Kamis, 3 April 2018.
Namun, Khudori dan Nuruddin tak menyebut teknis keberangkatanya. Sebab itu, Kantor Imigrasi Cilacap pun tak mengetahui jika dua orang ini naik haji bersepeda onthel.
Saksikan video pilihan berikut ini: