Sukses

Sambut Pagi Lewat Jajan di Pasar Sehat Yogyakarta

Bingung mencari suasana baru di Yogyakarta pada pagi hari. Mengapa tidak coba jalan ke pasar yang satu ini?

Liputan6.com, Yogyakarta Gaya hidup sehat menjadi tren di kalangan masyarakat modern. Meminimalkan penggunaan barang berbahan baku kimia, memilih makanan organik, kembali ke bahan alami, menjadi bagian dari gaya itu.

Komunitas Pasar Sehat merespons situasi itu dengan membuka Peken Seton atau Pasar Sabtu yang menjual beragam produk dan pangan organik, sehat, serta minim bahan kimia. Kegiatan rutin yang digelar sesuai namanya, yakni setiap Sabtu, itu dimulai Sabtu (5/5/2018).

Belasan pelaku usaha di seputaran DIY menggelar dagangannya sejak pukul 08.00 WIB di halaman depan Kedai Animalika Jalan Kaliurang Km.9 Sleman. Produk perawatan kulit, beras organik, aneka jajan pasar, semuanya berjajar di meja masing-masing.

Seluruh barang dan pangan yang dijual memiliki kesamaan, yakni tidak memakai 4P atau pewarna sintetis, perasa makanan, pengawet, dan pemanis buatan.

"Selain mengedukasi gaya hidup sehat, Peken Seton ini juga dibuka untuk mengakomodasi petani dan produsen lokal DIY, supaya mereka bisa mendapat tempat berjualan secara langsung," ujar Theresia Olivia (43), penggagas Peken Seton, kepada Liputan6.com di sela-sela kegiatan.

Kegiatan Pasar Sehat tidak sebatas jual beli, melainkan juga edukasi. Olivia bercerita salah satu bentuk edukasi adalah melarang produsen kerupuk menggunakan bleng sebagai salah satu bahan baku. Sebab, bleng mengandung boraks.

Ia juga menerapkan prinsip bagi hasil yang tidak memberatkan pedagang di Pasar [Sehat]( 3501929 ""). Jadi, biaya sewa tempat disesuaikan dengan omzet masing-masing.

 

2 dari 4 halaman

Berawal dari Pengalaman Pribadi

Olivia fokus dengan gaya hidup sehat semenjak memiliki anak. Ia juga punya pengalaman pribadi yang melatarbelakangi sikapnya.

Dia pernah dekat dengan seorang anak dari temannya. Ketika masih TK, anak itu kerap mengonsumsi jajanan yang mengandung pengawet dan perasa buatan. Saat duduk di bangku SD anak itu divonis dokter kanker otak.

"Saat itu dokter bilang penyebabnya karena pola makan yang tidak sehat," ucap Olivia.

Anak itu akhirnya meninggal dan Olivia merasa sangat kehilangan. Lalu, pola makan sehat pun mulai diterapkan di keluarganya.

Pasar Sehat dirancang dalam waktu 1,5 bulan. Ia mengenal pemilik Kedai Animalika yang bersedia menyediakan tempat.

Dalam prosesnya, Pasar Sehat digagas Olivia bersama dengan dua perempuan lainnya, yaitu Dwi Tiwi Astuti, Evi Marsono. Mereka bertiga dikenal dengan sebutan Tiga Srikandi.

 

3 dari 4 halaman

Perawatan Kulit Warisan Nenek

Salah satu produk yang dijual di Pasar Sehat adalah sabun herbal dan minyak untuk perawatan tubuh tradisional.

Galuh Sekartaji (28) memasarkan sabun yang dibuat dari beragam tanaman yang ditanamnya sendiri, seperti, pepaya, lidah buaya, daun sirih, dan sebagainya.

"Saya bisa membuat sendiri setelah ikut workshop, semua produk ini homemade," tuturnya.

Ada pula minyak cem-ceman yang diracik dari resep turun temurun. Sang nenek yang mengajarkannya.

Produk yang dijual bervariasi harga, mulai dari Rp 16.000 sampai Rp 25.000. Ada pula produk sabun cuci serbaguna yang hasil penjualannya sebagian didonasikan untuk TK PKK Kuncup Mekar Tegalrejo.

 

4 dari 4 halaman

Sesuai dengan Visi Misi Animalika

Pemilik Kedai Animalika Ignas Seta Dwiwardhana mengatakan Pasar Sehat merupakan kegiatan yang sejalan dengan visi dan misi Animalika. Animalika merupakan wadah yang fokus pada konservasi satwa.

Selain Sabtu, ada komunitas lain yang menggelar kegiatan serupa di Kedai Animalika. Namanya Kamisan, yakni pasar sehat setiap Kamis pagi.

Selain Pasar Sehat, Kedai Animalika yang lebih pas disebut sanggar ini juga memiliki food court.

Para pedagang makanan yang berjualan dilarang menggunakan pengawet dan perasa buatan ketika memasak. Ada beragama makanan berat yang dijual mulai dari nasi goreng sampai angkringan.

"Bahan-bahan organik mendukung kelestarian lingkungan termasuk satwa jadi itulah mengapa kegiatan semacam ini pas diadakan di sini," ujar Ignas.