Liputan6.com, Boyolali - Letusan freatik Gunung Merapi Jumat (11/5/2018) bisa jadi tak berbahaya. Namun letusan tersebut memang sempat membuat kaget.
Penjelasan Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa letusan freatik memang tak bisa diprediksi. Hal itu pula yang menyebabkan masih adanya pendaki yang mencoba mendaki ke puncak Merapi.
Kepala Humas Basarnas Jateng Zulhawary Agustianto melansir data dari BPBD Boyolali menyebutkan bahwa para pendaki itu memulai pendakian pada Kamis (10/5/2018). Adapun jumlah 120 itu terbagi dalam beberapa kelompok.
Advertisement
"Data yang kami terima, ketika letusan freatik Merapi terjadi masih ada pendaki yang berada di atas," kata Zulhawary kepada Liputan6.com.
Baca Juga
BPBD Boyolali mencatat puluhan pendaki yang masih berada di puncak itu, sebagian bahkan ada yang di Pasar Bubrah yakni titik terdekat dengan puncak gunung Merapi.
"Ada pendaki yang masih di atas. Ini tim masih melakukan penjemputan," kata Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo.
Jalur pendakian yang paling ramah dan dekat dengan puncak melalui Selo di Kabupaten Boyolali. Rombongan terakhir yang mendaki, memulai pendakian pada jam 01.00 dini hari.
"Saat ini ada yang di lereng tapi ada juga yang masih di pasar Bubrah," kata Kurniawan.
BPBD Kabupaten Boyolali langsung menyiapkan skenario penjemputan para pendaki. Namun mereka belum bisa memberi informasi tentang kondisi para pendaki Gunung Merapi itu. "Kita jemput. Untuk kondisi terbaru nanti kami kabarkan," katanya.