Sukses

Merapi Erupsi, Mensos: Jangan Sampai Korban Tidak Makan

Para korban bencana Gunung Merapi sudah mendapat penanganan tanggap darurat bencana tahap pertama

Liputan6.com, Bengkulu - Erupsi Gunung Merapi yang terjadi Jumat pagi mendapat respon cepat dari Mentri Sosial Idrus Marham. Semburan Erupsi Freatik dengan kolom erupsi yang mencapai 5.500 meter tersebut berdampak pada aktivitas masyarakat.

Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan, para korban bencana Gunung Merapi sudah mendapat penanganan tanggap darurat bencana tahap pertama. Ini dilakukan untuk memastikan, masyarakat terdampak bencana erupsi tertangani dengan baik.

Seluruh rakyat yang menjadi korban bencana apapun, kata Idrus baik itu bencana alam, bencana sosial dan bencana non alam, termasuk Gunung Merapi harus tertangani dengan baik. Jangan sampai mereka tidak makan, jangan sampai kehujanan dan jangan sampai jika ada yang sakit tidak terobati.

"Negara harus hadir. Representasi negara adalah pemerintah," tegas Idrus di Bengkulu Jumat 11 Mei 2018.

Tanggap darurat tahap awal ini berlangsung hingga kondisi Gunung Merapi terus mengeluarkan semburan erupsi. Setelah dinyatakan aman, tim Kementrian Sosial akan melanjutkan penanganan dengan tahap pemulihan, Semua tergantung kondisi di lapangan.

"Tahap pemulihan kita lihat kondisinya dan bekerjasama dengan semua pihak termasuk pemerintah daerah," kata Idrus Marham.

 

2 dari 2 halaman

Resmikan Kampung Bencana Bengkulu

Kunjungan kerja Menteri Sosial Idrus Marham ke Bengkulu pada Jumat pagi dalam rangka meresmikan kampung tanggap bencana di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Kampung yang berada di pesisir pantai yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia tersebut memang sangat rawan jika terjadi gempa bumi dan ancama tsunami.

"Kita siapkan pola penanganan, sistem evakuasi dan sarana pendukung tanggap bencana," ujar Idrus Marham.

Pelaksana Tugas Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, skema penganganan bencana melibatkan tidak hanya para ahli. Juga melibatkan masyarakat secara langsung dengan membentuk satuan yang terintegrasi dengan sistem penanganan bencana secara umum.

"Semua terlibat, terlatih dan terkomunikasikan dengan baik," ujar Rohidin.