Sukses

2 Kantung Magma Menunjukkan Merapi Masih Kalem

Berbagai alat kegunungapian yang ada tidak mampu memprediksikan letusan freatik seperti yang terjadi pada Jumat pagi di Gunung Merapi.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG) Kasbani menyatakan bahwa aktivitas magma di Gunung Merapi hingga saat ini masih landai meski telah terjadi letusan freatik pada Jumat (11/5/2018) pagi.

"(Pergerakan) magma belum ada, masih tetap segitu (normal) saja," kata Kasbani saat mengunjungi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Jumat (11/5/2018), dilansir Antara.

Menurut Kasbani, hingga saat ini ada dua kantung magma di Gunung Merapi. Magma yang ada di dua kantung itu sama-sama masih memiliki kondisi permukaan yang wajar dan tidak ada indikasi pergerakan ke atas.

"Tekanan belum sampai ke atas, artinya tekanan belum kencang. Semua menunjukkan bahwa gunung api ini masih relatif kalem," kata dia.

Sementara itu, Kasbani mengakui berbagai alat kegunungapian yang ada tidak mampu memprediksikan letusan freatik seperti yang terjadi pada Jumat pagi di Gunung Merapi. Sebab, letusan itu terjadi sangat cepat serta sama sekali tidak didahului dengan berbagai gejala vulkanik.

"Di negara manapun kalau letusan freatik seperti tadi pagi susah untuk dideteksi," kata dia.

Meski tidak dapat diprediksikan kapan kembali muncul letusan freatik seperti yang terjadi Jumat pagi, menurut dia, memerlukan waktu bagi Gunung Merapi untuk memunculkan akumulasi gas dengan uap air yang mampu menghasilkan tekanan kuat.

"Tadi pagi ada indikasi peningkatan temperatur signifikan karena kaitannya dengan gas-gas yang terkumpul di situ. Tentu (untuk memunculkan letusan freatik) menunggu lagi sampai tekanan terbentuk," kata dia.

Kasbani mengakui seluruh peralatan sistem pemantauan kegunungapian di BPPTKG Yogyakarta adalah yang terlengkap dibandingkan di pos-pos kegunungapian di seluruh Indonesia. Selain itu, kondisi seluruh peralatan juga dipastikan dalam kondisi yang sehat.

"Kami meyakini seluruh aktivitas pemantauan di BPPTKG Yogyakarta berjalan baik, bahkan selama ini yang terbaik di Indonesia," kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Siaga Darurat Merapi

BPBD DIY menetapkan status Siaga Darurat pasca erupsi Freatik Gunung Merapi Jumat, 11 Mei 2018 pukul 07:43 wib. Manager Pusdalops BPBD DIY Danang Samsurizal mengatakan melihat kondisi terakhir BPBD DIY telah menetapkan status Siaga Darurat.

"Iya siaga darurat sambil kita evaluasi," katanya Jumat (11/5/2018).

Danang mengatakan berdasarkan koordinasi dengan BPPTKG saat ini kondisi Merapi masih normal. Rekaman sesimik Merapi sudah landai kembali.

"Sumber dari BPPTKG memang sudah landai lagi," katanya.

Selain menetapkan status Siaga Darurat BPBD DIY dan BPBD Sleman juga membagikan masker kepada masyarakat. Mengamankan daerah radius 5KM dengan mengevakuasi warga.

"Menyiapkan barak pengungsian jika dibutuhkan," katanya

Danang menjelaskan kondisi sebaran abu tersebar dari Sleman, Bantul dan Kota Yogya. Kabupaten Sleman abu tersebar sejak pukul 08:00 mulai dari Kecamatan Tempel, Turi, Pakem, Ngemplak dan Sleman. Abu kemudian bergerak ke selatan sampai ke Kota Yogya mulai dari Stasiun Tugu dan wilayah Jalan Kenari pukul 10:25 WIB.

"Bantul Pukul 11:00 Wilayah Nitripayan, Pukul 10:56 Padukuhan Jaranan. Pukul 10:57 Wilayah Sedayu. Pukul 11:01 Wilayah Madukismo dan Malioboro Pukul 10:36 WIB," katanya.

Ia menjelaskan dibuka posko oleh Puskesmas Pakem sebagai Posko utama Pakem untuk distribusi masker. Selain itu juga ada distribusi masker di Puskesmas Cangkringan, Pakem, Turi.

"Untuk masyarakat yang terkena dampak erupsi freatik gunung merapi, dapat meminta masker di puskesmas Wilayah DIY," katanya.