Liputan6.com, Bandung - Ratusan warga Bandung lintas aktivitas mengadakan aksi simpatik Malam 1000 Lilin untuk korban bom gereja di Surabaya. Aksi yang digelar di Gasibu ini merupakan cara mereka mengekspresikan duka terkait ledakan bom yang menewaskan sedikitnya 11 orang tersebut.
Aksi dimulai sekitar pukul 19.30 WIB yang diawali dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan. Selanjutnya, massa mengheningkan cipta dan dilanjutkan dengan testimonial dari para perwakilan pemuka agama, pemuda, seniman, organisasi masyarakat, dan aktivis.
Beberapa di antara massa terlihat meneteskan air mata. Dalam kesempatan itu, perwakilan massa juga sempat menyampaikan orasi. Mereka berulang kali memekikkan kata-kata untuk melawan terorisme.
Advertisement
Rafael Situmorang, inisiator kegiatan, mengatakan, aksi ini dilakukan atas keprihatinan peristiwa bom gereja yang dilakukan teroris di Surabaya. Banyaknya korban jiwa terenggut dalam kejadian tersebut.
Baca Juga
"Ini sangat mengoyak kemanusiaan kita karena itu kita spontan bikin aksi ini," ujar Rafael, Minggu, 13 Mei 2018.
Rafael meyakini, kejadian bom bunuh diri ini semakin menyadarkan bahwa teroris ada di sekitar kita. Oleh karena itu, ia berharap aparat negara secara intensif menanggulangi terorisme hingga ke akarnya.
"Menurut kami terorisme itu tumbuh karena adanya sikap intoleransi, tidak menghargai perbedaan," kata dia.
Selain itu, aksi pengecut yang dilakukan teroris bukan dilatari keyakinan agama tertentu. "Terorisme bagi kami tidak beragama. Agama manapun tidak membenarkan terorisme," tegasnya.
Seniman Rahmat Jabaril menuturkan, bom bunuh diri merupakan aksi kejahatan. Atas alasan apa pun tidak dibenarkan aksi tersebut.
"Jika ada orang yang menyalahgunakan ajaran agama itu untuk kepentingan dirinya yang absurd, maka mereka adalah kejahatan. Terorisme tidak bisa ditolerir," kata Rahmat.
Ia pun berharap keluarga korban bom gereja ditabahkan. Jangan pernah menyerah melawan aksi terorisme.
"Semoga para korban ditempatkan di surga. Kita bangsa Indonesia tidak perlu takut pada fundementalis yang tak peduli dengan kemanusiaan," ujarnya.
Usai orasi, massa melantunkan doa bagi para korban bom gereja. Aksi ini pun berakhir dengan tertib.
Suara Warga Yogyakarta Tolak Aksi Teror
Kecaman dan simpati mengalir dari Yogyakarta terkait aksi teror bom gereja di Surabaya. Beny Susanto, Pengasuh Ponpes Sunan Kalijaga mengatakan keluarga besar Ponpes Sunan Kalijaga Gesikan Yogyakarta menyampaikan rasa bela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya korban bom Surabaya pada Minggu, 13 Mei 2018 dan turut prihatin bagi para korban luka.
"Semoga Allah SWT, memberikan ketabahan, kesabaran bagi keluarga dan senantiasa melimpahkan rahmat dan berkah-Nya bagi seluruh bangsa dan negara Indonesia," katanya Minggu, 13 Mei 2018.
Ia mengatakan bom bunuh diri merupakan perbuatan yang terkutuk dan tercela (min'amalis syaithon). Aksi seperti bom gereja di Surabaya ini harus dijauhi.
"Bukan amal jihad. Bahkan termasuk amalan yang sesat dan bisa menyesatkan (dholun fa adhollu). Apalagi para korban sedang menjalani ibadah, dan doa, tidak ada ajaran agama apa pun yang bisa membenarkan perbuatan terkutuk itu. Masjid, gereja, pura, vihara, sinagog adalah tempat suci yang dimuliakan, dan tidak boleh dikotori dengan perbuatan dosa," katanya.
Ia pun mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan doa agar diberikan bimbingan dan pertolongan.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan rumah bersama. Aksi terorisme tidak boleh terus bermunculan. Untuk itu, perlu sinergi seluruh elemen bangsa dan negara Indonesia melibas bibit terorisme dan teroris di bumi pertiwi ini.
"Beri kesempatan kepada polisi dan aparat keamanan terkait agar bisa menunaikan tugas sebaik-baiknya, sehingga bisa tuntas dan situasi keamanan, ketertiban tercipta kembali. Kita tetap tenang, bekerja sama dengan sesama elemen bangsa dengan menjaga kewaspadaan keluarga dan lingkungan," katanya.
Ketua DPD PDI Perjuangan DIY, Bambang Praswanto mengatakan seluruh pelaku teror dan mereka yang memberikan dukungan termasuk dalang aksi teror harus segera bisa ditangkap dan dihukum seberat-beratnya. Hal ini agar tidak lagi membuat kekacauan di seluruh wilayah Indonesia.
"PDI Perjuangan DIY menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu, bergerak dan bergandeng tangan bersama agar terus mewujudkan Indonesia yang tenteram, damai, dan nyaman," katanya.
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto menambahkan ke depan, upaya mengusut dan membongkar seluruh jaringan teror di tanah air perlu segera dilakukan.
"Semua elite bangsa, rakyat Indonesia berduka dan tak pernah takut melawan kejahatan, kekejian para pelaku teror," Eko Suwanto menegaskan.
Advertisement
Aksi 2.000 Lilin dari Warga Medan untuk Korban Bom Surabaya
Ribuan masyarakat dari berbagai daerah di Sumatera Utara menggelar aksi solidaritas di Lapangan Merdeka, Kota Medan. Aksi ini terkait teror bom yang terjadi Surabaya, Jawa Timur.
Pimpinan Aksi, Irpan Silalahi mengatakan, massa yang berkumpul di Lapangan Merdeka berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, pelajar, pekerja, dan masyarakat umum. Aksi ini bertajuk 'Indonesia Peduli Kemanusian, Generasi Muda Pray for Surabaya'.
Irpan mengungkapkan aksi solidaritas ini dibentuk dengan begitu cepat, berdasarkan kesadaran masyarakat. Dalam aksi solidaritas ini mereka menyalakan 2.000 lilin di Lapangan Merdeka.
"Tadi pagi Indonesia dikagetkan dengan ledakan bom di Surabaya. Kita di Sumut menolak segala bentuk radikalisasi dan terorisme yang ada," katanya, Minggu, 13 Mei 2018.
Dia menambahkan, massa yang hadir dalam aksi solidaritas diundang melalui media sosial. Selain membakar 2.000 lilin, aksi ini juga diselingi dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya dan Padamu Negeri.
"Kita di sini hadir untuk satu suara, satu tujuan, dan satu rasa sebagai masyarakat Indonesia," ucapnya.
Irpan menyebut, aksi yang dilaksanakan kali ini tidak ada atas nama satu golongan apalagi mengatasnamakan satu agama. Sebab sejak negara Indonesia berdiri telah disatukan oleh Pancasila, bukan dari satu golongan tertentu.
"Kita tidak mau memandang hanya satu agama a atau b dalam peristiwa di Surabaya. Ini kejahatan kemanusian, tugas kepolisian mengungkapnya. Meski agama kita berbeda-beda, kita tetap satu, yaitu Indonesia," tegasnya.
Sementara seorang warga yang hadir, Purnama boru Sihite mengaku, kedatangannya di Lapangan Merdeka atas kesadaran dan kepedulian terhadap sesama manusia terkait peristiwa bom gereja di Surabaya.
"Aksi solidaritas ini menyatakan kita satu dalam kebinekaan Pancasila. Semoga kita semakin mempererat hubungan dan jangan mau terprovokasi. Semoga TNI dan Polri segera mengungkap kasus ini," ucap warga Medan itu.
Simak video pilihan berikut ini: