Liputan6.com, Gorontalo - Matahari pagi baru saja terbit, dua bocah tampak berlari saling mendahului di tepi Danau Limboto, Gorontalo. Keduanya berhenti di atas perahu yang ditinggalkan begitu saja oleh seorang nelayan.
Sambil mengusap keringat di dahi, mereka bergegas mengambil teropong kecil yang sejak tadi mengantung di leher. Tak lama, dua sekawan itu sudah serius melihat gerombolan burung yang sedang mencari makan di danau. Sesekali terdengar ucapan tak jelas dari keduanya, entah apa yang dibicarakan.
Advertisement
Khairul dan Khalil, dua bocah yang pagi itu diajak orangtua mereka untuk menghabiskan akhir pekan dengan melihat burung di Danau Limboto.
"Akhir pekan di danau, kami ingin menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan dan satwa burung kepada anak-anak," ucap Debby Mano, warga Bulotada'a, Kota Gorontalo.
Baca Juga
Sejak dahulu, Danau Limboto memang menjadi sumber mata pencarian bagi nelayan sekaligus lokasi wisata panorama di akhir pekan. Namun, tak banyak yang mengetahui, danau tersebut menjadi habitat penting bagi keberlangsungan berbagai spesies burung.
Selain itu, Danau Limboto, menjadi tempat singgah jenis burung yang bermigrasi dari belahan dunia utara dan selatan. "Beberapa tahun lalu, saya iseng motret burung di danau. Setelah diamati, di kakinya ada bendera merah Victoria. Burung itu kedidi golgol yang bermigrasi," ujar Rosyid Azhar, seorang pewarta foto.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ada 94 Spesies Burung
Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (Biota) sejak 2014 hingga 2018 mendata ada 94 spesies burung berada di Danau Limboto. Data terbaru itu dirilis bertepatan dengan peringatan World Migratory Bird Day (WMBD) atau Hari Bermigrasi Burung Sedunia.
WMBD 2018 dirayakan bersama dengan lembaga lainnya seperti Japesda, Burung Indonesia, Wetlands Internasional dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo dalam bentuk diskusi publik.
"Sebanyak 65 persen spesies burung yang tercatat hidup di Danau Limboto adalah penetap, sisanya adalah kategori pengunjung dan kategori pengunjung juga penetap," beber Hanom Bashari, pengiat lingkungan dari Perkumpulan Biota saat diskusi bertema "Pentingnya Danau Limboto sebagai Habitat Burung Migran dalam Memperkuat Kawasan Strategis Nasional (KSN)" di Garasi Kata, AJI Kota Gorontalo, Sabtu, 12 Mei 2018.
Ia menjelaskan, burung bermigrasi yang singgah di Danau Limboto, datang dari dari belahan Bumi utara maupun selatan ke wilayah tropis, termasuk Sulawesi. Burung-burung ini ada yang hanya singgah mencari makan lalu pulang, sebagian menetap sementara waktu karena melimpahnya makanan.
"Danau Limboto merupakan satu dari dua danau endapan di Sulawesi, yang kaya akan substrat organik, sehingga menunjang banyak kehidupan satwa dan tumbuhan," kata Hanom Bashari.
Ia menjelaskan, 87 dari 94 spesies burung tersebut berstatus Berisiko Rendah (Least Concern) merujuk status Konservasi International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Sedangkan sisanya berstatus Hampir Terancam (Near Threatened).
"Jumlah 94 spesies termasuk tinggi untuk danau yang tidak terlalu luas seperti Danau Limboto. Ini berarti keanekaragaman hayati danau ini tinggi, sehingga habitatnya harus terjaga," ujarnya.
Advertisement