Sukses

Dikira Ikan Besar Ternyata Buaya, Pemancing Lari Tunggang Langgang

Tarikan kuat dari dalam air membuat joran pancingnya melengkung hebat. Saat itu, ia tak mengira yang menarik umpannya adalah seekor buaya.

Liputan6.com, Banjarnegara - Buaya muara (Crocodylus porosus) atau kadang disebut buaya air asin lazimnya hidup di muara sekitar pantai. Kalaupun naik ke hulu, ia masih berada di kawasan yang terjangkau.

Banjarnegara merupakan kabupaten yang wilayahnya didominasi pegunungan. Di sana terdapat sungai-sungai beraliran deras dan curam.

Ada satu sungai besar yang membentang di kabupaten ini dan bermuara di Cilacap, setelah melewati Purbalingga dan Banyumas, yakni Sungai Serayu. Aliran alamiahnya pun terputus oleh bendung gerak Serayu.

Sejak zaman dahulu kala, tak pernah ada cerita penampakan buaya di sungai yang banyak ditambang pasirnya yang terkenal itu. Kalaupun ada, hewan air berkaki empat yang terlihat biasanya hanya biawak.

Namun, mendadak warga Banjarnegara heboh dengan penangkapan seekor buaya muara di Sungai Serayu. Buaya itu tertangkap setelah memakan umpan seorang pemancing.

Awal Mei 2018, seperti biasanya, seorang pemancing di Desa Pucang, Banjarnegara, Aji, menyiapkan semua perlengkapan memancingnya. Beragam pakan untuk menjerat ikan pun dipersiapkan.

Sebagaimana pemancing lainnya, Aji pun berharap kailnya ditarik ikan berukuran besar. Sebab itu, ia mencari palung sungai yang diduga menjadi habitat ikan-ikan besar.

Doanya terkabul. Tiba-tiba, tarikan kuat dari dalam air membuat joran pancingnya melengkung hebat. Saat itu, ia tak mengira yang menarik umpannya adalah seekor buaya.

 

Saksikan video wisata memberi makan buaya di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Anakan Buaya Muara di Sungai Serayu

Ia pun berjibaku menarik kailnya. Lama mereka beradu tenaga. Ketika tarikan semakin lemah, Aji pun perlahan mampu menarik pemangsa umpannya ke pinggiran.

Tetapi, ia kaget bukan kepalang. Bukannya ikan yang didapat, di ujung senar kailnya, terlihat seekor buaya menggelepar.

Ia pun urung menarik kailnya lebih dekat. Ia memilih sipat kuping alias lari terbirit-birit lantaran takut. Meski berukuran kecil, tetapi anakan buaya itu terlihat ganas.

Baru setelah menenangkan diri, Aji dibantu oleh sesama pemancing berhasil menangkap anakan buaya ini. Hari itu juga, ia menyerahkan buaya ke Taman Rekreasi Marga Satwa (TRMS) Seruling Mas, Banjarnegara.

Belakangan diketahui, anakan buaya berukuran 80 sentimeter dengan bobot kurang lebih tiga kilogram itu berjenis buaya muara.

"Hari itu kemudian dititipkan di sini, karena buaya kan termasuk satwa dilindungi, dan Serulingmas punya izin konservasi," ucap Direktur TRMS Serulingmas, Lukut Yekti Adi.

Penemuan anakan buaya di Sungai Serayu ini mengejutkan banyak pihak. Sebab, sungai yang sudah dekat dengan hulu di Wonosobo itu bukanlah habitat hewan tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Anakan Buaya Berjenis Kelamin Betina

Belum pernah terdengar sebelumnya, di sungai yang jauh dari muara ini, terlihat penampakan buaya. Lantas, bagaimana mungkin, di hulu sungai yang jauh dari muara, seekor buaya bebas berkeliaran?

Jika ia buaya muara liar, pertanyaannya adalah di mana induknya. Spekulasi lainnya, buaya itu adalah buaya peliharaan yang lepas atau dilepaskan oleh pemiliknya.

Pengelola TRMS Seruling Mas lantas melaporkan penemuan buaya itu kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Anakan buaya ini juga akan dirawat di TRMS yang memang memiliki izin konservasi.

Buaya anakan itu sejak awal dalam kondisi sehat. Ini terlihat dari tingkahnya yang aktif saat diberi makan.

Saat didekati pawangnya, buaya itu terlihat ganas mengancam dengan memperlihatkan taring-taringnya yang tajam. Berdasarkan pengamatan ciri fisik, buaya tersebut diperkirakan berjenis kelamin betina.

Perawatannya ini pun terbilang mudah. Dalam sepekan, anakan buaya itu diberi makan dua ekor anakan ayam.

"Buayanya aktif. Sampai sekarang belum dikasih nama," ucap Perawat satwa di TRMS Serulingmas, Dwi Prasetyo.

Dengan kehadiran buaya muara ini, koleksi buaya di TRMS Seruling Mas bertambah menjadi empat ekor. Keempatnya dikandangkan terpisah. Anakan buaya dari Sungai Serayu itu masih berada di dekat kandang singa.