Lingga - Pencarian Azman (42), warga RT 07/RW 01 Desa Mepar, nelayan yang diterkam buaya, Sabtu, 12 Mei 2018, sekitar pukul 22.30 WIB, akan segera berakhir.
Saat ini, potongan jasad yang diduga kuat merupakan milik korban terkaman buaya itu sudah ditemukan dan dibawa pulang ke kediaman korban untuk dikebumikan.
Koordinator Pos Siaga SAR Lingga, Yones Hermanto, mengaku proses pencarian korban akan dilaksanakan sesuai tupoksi, yakni selama tujuh hari. Namun, proses pencarian bisa saja dihentikan sebelum batas waktu tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Kemungkinan besok tidak dilakukan pencarian. Tapi tadi pagi pihak keluarga mengatakan hari ini terakhir untuk tim. Mereka sudah ikhlas dan pihak keluarga tetap melakukan pemantauan," kata dia kepada Batamnews.co.id, Selasa, 15 Mei 2018.
Dia mengaku, hingga Selasa sore, pencarian korban terkaman buaya ini dilakukan sampai ke wilayah Desa Kelumu. Namun, belum ada hasil yang memuaskan dalam pencarian tersebut.
"Kami juga merasa prihatin terhadap kejadian ini, semoga keluarga yang ditinggalkan tabah. Untuk warga lainnya, kami minta selalu waspada, apalagi saat beraktivitas di tempat yang rawan," katanya.
Â
Baca berita menarik lainnya dari Batamnews.co.id.
Tingkah Buaya Muara Makin Ganas
Keberadaan buaya muara di Lingga semakin meresahkan masyarakat. Seorang nelayan sudah menjadi santapan reptil tersebut. Warga pun meminta agar pemerintah daerah mencari solusi agar tidak jatuh korban lagi.
"Pemerintah daerah harus peka terkait persoalan ini. Hal ini sudah terjadi berulang kali, warga Lingga diterkam dan dimakan buaya di banyak tempat. Bukan hanya kejadian baru terjadi saat ini saja," ujar salah seorang warga Daik Lingga, Al Amin, kepada Batamnews.co.id, Selasa (15/5/2018).
Dia melanjutkan, pengambil kebijakan seperti eksekutif, legislatif, maupun pihak terkait jangan terkesan melakukan pembiaran terkait permasalahan tersebut.
"Kesan selama ini seakan sengaja dibiarkan berlarut-larut permasalahan yang berulang kali terjadi," katanya.
Dirinya berharap, petinggi yang ada di Lingga jangan sampai tidak melakukan upaya dan langkah kongkret terkait persoalan ini, apalagi jika kejadian ini sampai terulang kembali.
"Apakah harus menunggu keluarga atau pejabat-pejabat di pemerintahan di makan buaya dulu baru upaya agresif dan responsif di lalukan? Kalau begitu baru akan ada tindakan, maka biarkan saja masyarakat, korban maupun keluarga korban mendoakan agar pengambil kebijakan pula yang menjadi korban dimangsa buaya, supaya mereka merasakan apa yang menjadi keresahan masyarakat dan korban selama ini," ujarnya.Sementara itu, Jo salah seorang nelayan Lingga, mengaku ada rasa takut untuk melaut. Bukan karena gelombang, tapi karena kehadiran buaya muara tersebut.
"Apakah bapak-bapak diam begitu saja tanpa mencari alternatif lain, supaya kami masyarakat lebih leluasa pergi melaut tanpa hambatan di terkam buaya muara? Kami minta tolong berikan solusi," katanya.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement