Sukses

Kesaksian Warga yang Selamat dari Kecelakaan Maut Bumiayu

Truk baru berhenti ketika menabrak belasan motor, sebuah mobil, dan rumah-rumah warga lainnya. Truk itu terguling, hanya berjarak 4 meter dari posisi ia berdiri.

Liputan6.com, Brebes - Ayu warga Bumiayu, Brebes, sore itu sedang berburu takjil di sekitaran Jalan Pangeran Diponegoro, lokasi kecelakaan maut yang menewaskan 12 orang terjadi. Pukul 15.30 WIB, perempuan paruh baya itu sedang memilih takjil untuk bersantap puasa.

Tiba-tiba, ia menoleh ke arah truk yang melaju kencang dari jalan turunan Fly Over Kretek. Truk itu menabrak sebuah rumah yang membuat Ayu berlari menghindar dari lokasi ia berdiri. Ayu tak sempat memberi tahu warga lainnya. Kejadian itu berlangsung sangat cepat.

"Di Jalan Diponegoro itu (lokasi kejadian) karena ini Ramadan, banyak pedagang takjil. Sesaat sebelum kejadian memang kondisinya cukup ramai," ucap Ayu, Minggu, 20 Mei 2018.

Truk baru berhenti ketika menabrak belasan motor, sebuah mobil, dan rumah-rumah warga lainnya. Truk itu terguling, hanya berjarak 4 meter dari posisi Ayu berdiri membeli takjil tadi.

"Saya bersykur sekali, hanya berjarak sekitar 4 meter saja di belakang saya tadi ada satu motor yang dinaiki 2 orang ditabrak truk itu. Sebelum menabrak, saya sempat menoleh dan langsung lari karena mendengar suara duarrrrrr dan jeritan warga lainya," kata dia. 

Melihat kejadian mengerikan itu, Ayu terdiam beberapa saat dan berdiri di tepi jalan dengan jantung berdebar-debar. Kecalakaan maut itu membuatnya tak bisa berkata apa-apa lagi.

"Allah masih menyelamatkan saya, kecelakaan itu tadi benar-benar mengerikan sekali," jelasnya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Kesaksian Pedagang Siomay

Kesaksian lainnya datang dari Hartono (43), pedagang siomay yang saat kejadian sedang menjajakan makananya di Jalan Pangeran Diponegoro Bumiayu. Meskipun mengalami luka ringan dan kehilangan gerobak siomay miliknya akibat dihantam truk, ia masih selamat.

Hartono hanya mengalami luka di bagian tangan, kaki dan pelipisnya akibat terpental hingga satu meter saat truk menabrak gerobak daganganya. "Saya bersyukur masih diberikan keselamatan. Saat kejadian tadi saya sedang keliling lewat jalan itu," ucap Hartono.

Setelah mendapatkan perawatan medis, larena luka-luka ringan ia pun akhirnya diperbolehkan pulang ke rumah. "Sebelum menabrak grobak, saya dengar teriakan warga. Bergegas saya  belokan gerobak ke kiri, tapi karena terlalu dekat truk itu akhirnya tetap menabraknya. Grobak dan barang dagangan dan diri saya pun terpental hingga terbanting ke aspal," ungkapnya. 

Kendati demikian, nasib berbeda dialami pedagang siomay lainya bernama Roni (48) yang juga teman dari Hartono. Ia meninggal dunia di lokasi kejadian karena ditabrak truk maut pengangkut gula kristal tersebut. 

"Di jalan ini sore itu ada banyak pedagang. Di depan saya yang berjarak sekitar 10 meter ada teman saya (Roni). Tapi dia meninggal dunia setelah truk menabrak gerobaknya hingga hancur," jelasnya. 

Insiden maut ini semakin menambah rentetan panjang kecelakaan beruntun di wilayah Bumiayu. Tepat sebulan lalu, kecelakaan serupa juga pernah terjadi di Jalan raya Paguyangan -  Bumiayu tepatnya di dukuh Damsari Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, Selasa (20/3/2018). 

Kecelakaan ini disebabkan oleh sebuah truk yang mengalami rem blong usai melintasi Fly Over Kretek. Saat itu, truk menabrak motor, mobil pikap, dan rumah. Enam orang meninggal akibat peristiwa nahas tersebut.