Sukses

Pencarian Dibantu Dukun, Nelayan Asal Muna Pulang Tinggal Nama

Tim pencari melibatkan 'orang tua'--atau biasa dikenal dukun--untuk mengetahui lokasi tenggelamnya nelayan.

Liputan6.com, Muna - Seorang nelayan yang memancing di Tanjung Maligano, Kabupaten Muna, hilang sejak Rabu, 16 Mei 2018 sekitar pukul 20.05 Wita. Nelayan tersebut diketahui bernama Girman (35) dan dikabarkan hilang usai 16 jam tak kembali ke rumahnya.

Sejak kabar hilangnya Girman tersebar, sejumlah pihak turun tangan. Bahkan, tim pencari melibatkan "orang tua"--atau biasa dikenal dukun--untuk mengetahui lokasi tenggelamnya korban.

Saat itu, ritual dilakukan dengan membuang sesajen berupa telur dan benda-benda keramat lainnya ke dalam laut. Lokasi pemberian sesajen kepada penjaga laut itu dilakukan di wilayah Desa Lagasa, Kecamatan Batukara.

Namun, usai tiga hari menggunakan jasa "orang tua" ini, Girman tak kunjung ditemukan. Tim penyelam dari Kantor SAR Baubau dan warga kemudian menyelam dengan bantuan tabung oksigen di wilayah itu.

"Tim pencari menggunakan oksigen menyelam sedalam 40 meter di dasar laut untuk menemukan korban," ujar Humas Kantor SAR Kendari, Wahyudi, Minggu, 20 Mei 2018.

Akhirnya, pada Minggu (20/5/2018) sekitar pukul 15.20 Wita atau empat hari usai dinyatakan hilang nelayan itu ditemukan terapung dengan pakaian lengkap usai tidak ditemukan selama empat hari pencarian.

Lokasi ditemukannya korban pada titik koordinat 53.50" selatan-122 44'47.81 timur. Jarak ini, sekitar 7-8 mil laut dari lokasi Girman memancing.

"Korban ditemukan nelayan yang sementara asyik memancing, kondisinya terapung menghadap ke dalam laut," kata Wahyudi.

 

2 dari 2 halaman

Tim SAR Sempat kehabisan Oksigen

Evakuasi korban memakan waktu sekitar tiga jam. Korban kemudian dibawa ke pelabuhan angkutan terdekat untuk diberikan kepada keluarganya yang sudah menunggu.

"Lokasi korban tenggelam, lokasi penyelaman, dan lokasi ditemukan memang beda," ujar salah satu saksi, Naryo Kinong.

Tim Kantor SAR Baubau yang melakukan pencarian sempat kehabisan oksigen saat turun menyelam ke dasar laut. Tim SAR diketahui menggunakan tabung kompresor beserta alat menyelam.

Tabung yang dipakai diketahui berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Muna. Ada beberapa tabung lain, tetapi gasnya kosong.

"Penyelaman sempat tertunda, sebab tabung hampir tidak ada yang berisi oksigen," ujar Kepala BPBD Kabupaten Muna, Ikbar Rifai.

Untuk mengisi tabung gas, pihak SAR harus menyeberang hingga ke Kota Kendari. Jaraknya tiga jam perjalanan dengan kapal laut.

"Masalahnya, kapal laut hanya dua kali sehari. Jadi, kita buang waktu kalau ke Kota Kendari dulu," ujar nelayan yang ikut dalam tim SAR, Nilwan.

 

Simak video pilihan berikut ini: