Sukses

Sampah Plastik dan Pagi Kusam di Pantai Losari Makassar

Tak hanya sampah plastik, banjir dan erosi juga mengancam Pantai Losari yang menjadi ikon kebanggaan warga Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Makassar - Pesona bibir Pantai Losari usai reklamasi Center Point of Indonesia (CPI) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kini kondisinya kian memburuk. Ditambah lagi, perilaku buruk sebagian warga yang dengan sengaja membuang sampah plastik membuat pemandangan tak sedap di pantai yang menjadi kebanggaan warga Kota Daeng tersebut.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, Jumat pagi, 18 Mei 2018, sampah plastik sisa air kemasan gelas dan botol, kotak styrofoam serta botol plastik oli bekas marak berserakan. Sampah-sampah plastik itu terapung di bibir Pantai Losari, tepatnya di samping Makassar Golden Hotel, Jalan Pasar Ikan.

Saat ditemui, Daeng Ngunjung dan rekannya yang sedang memancing ikan mengaku tidak-menahu asal-usul limbah plastik yang menggenangi bibir Pantai Losari.

"Saya biasa mancing ikan di sini (Pantai Losari). Tapi, kondisi sampah plastik tidak sebanyak ini dan tidak tahu dari mana, siapa yang sengaja buang ke laut," ucap Daeng Ngunjung kepada Liputan6.com, Jumat, 18 Mei 2018.

Dari pemandangan sampah plastik yang mengapung tersebut, banyak warga atau pengunjung Pantai Losari yang menyambut pagi saat Ramadan hari kedua, menggeleng-gelengkan kepala. Mereka kecewa dengan perilaku pihak tidak bertanggung jawab yang dengan sengaja merusak pesona bibir Pantai Losari, terutama membuang sampah ke laut.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 3 halaman

Erosi Mengancam

Pengikisan material penyusun pantai oleh gelombang laut akibat perubahan iklim dan proses reklamasi CPI sudah berdampak buruk pada bibir Pantai Losari.

Sesuai pantauan Liputan6.com, erosi pun mulai terjadi. Sekitar 1,5 meter terdapat kubangan dari beton bibir pantai yang sudah jebol akibat terkikisnya material oleh air laut.

Moh Ramdhan Pomanto yang sedang menjalani masa cuti sebagai Wali Kota Makassar lantaran mengikuti proses pilkada, pun mengakui hal itu. Mantan konsultan tata ruang kota Makassar yang akrab disapa Danny itu mengaku Water Front City Makassar tak lepas dari ancaman banjir dan erosi.

Banjir dan erosi akibat dari kenaikan permukaan air laut yang terdampak dari climate change (perubahan iklim). Wilayah pesisir, imbuh Danny, menjadi bahaya akibat fenomena global dan pemanasan global tersebut.

Menurutnya, bukan hanya Makassar, hasil riset menunjukkan 50 persen kota di dunia mengalami dampak negatif akibat perubahan iklim. Di waktu hujan dengan durasi waktu yang lama ketika permukaan laut naik.

Kondisi jalan raya di sejumlah wilayah akan tergenang akibat air yang ada di darat tak bisa lagi ke laut. "Selain masalah sedimen pada drainase yang menjadi perhatian serius Pemkot Makassar," jelas Danny.

 

3 dari 3 halaman

Walhi Lontarkan Kritik

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulsel, Muhammad Al Amin, saat dikonfirmasi menyatakan protes kerasnya terhadap reklamasi CPI. Serta, perilaku buruk warga yang dengan sengaja membuang sampah plastik ke Pantai Losari.

Menurut Al Amin, reklamasi pantai di Makassar selama ini telah menimbulkan multiefek. Bukan hanya di sekitar anjungan Pantai Losari, melainkan di pulau-pulau kecil yang jaraknya sangat dekat dari lokasi proyek. Hal itu telah menimbulkan masalah yang begitu kompleks.

Selain sampah plastik yang menggenang bibir Pantai Losari, kini sudah terjadi juga kerusakan pada bibir pantai akibat terkikis oleh terpaan ombak. "Mulai dari erosi, abrasi dan banjir adalah suatu hal yang pasti di tengah berjalannya penimbunan laut atau reklamasi," kata Al Amin kepada Liputan6.com, Jumat, 15 Mei 2018.

Tak hanya itu, Walhi Sulsel memprediksi sejalan dengan reklamasi yang terus berlanjut. Tak ayal, luasan lokasi abrasi dan erosi terus akan meningkat.

Selain itu, Walhi Sulsel sangat menyesalkan perilaku masyarakat yang belum arif terhadap sampah plastik yang sengaja dibuang ke laut. Belum lagi dengan belum seriusnya Pemkot Makassar yang membiarkan sampah-sampah yang menggenang di pantai.

Al Amin menjelaskan, dua hal itu sangat berhubungan. Perilaku warga yang buruk terhadap sampahnya sendiri, serta sikap dan upaya pemerintah yang tidak agresif dalam mengelola sampah.

"Akhirnya pantai kita jadi tempat sampah," ungkap Direktur Walhi Sulsel tersebut.