Liputan6.com, Banyumas - Seorang perempuan setengah baya, Bu Mijo, pedagang daging ayam di pasar tradisional Cinangsi Kecamatan Gandrungmangu, Cilacap tersenyum semringah. Belum lagi jam 9 pagi, dagangannya nyaris habis.
Padahal, harga daging ayam sudah naik Rp 4.000 dibanding sebelum masuk Bulan Ramadan. Daging ayam yang hanya Rp 30 ribu sebelum Ramadan naik menjadi Rp 34 ribu per kilogram.
Bahkan, sepekan sebelum puasa, harga daging ayam hanya Rp 27 ribu per kilogram. Harga daging naik perlahan, namun pasti.
Advertisement
Baca Juga
Soal ini, Bu Mijo punya analisis sendiri ini. Ia menyebut, permintaan tinggi tapi suplai tak bertambah.
Tak ayal, sebagai pedagang, ia pun khawatir, suplai barang macet. Dan itu bukanlah kekhawatiran tanpa bukti. Hal itu nyaris terjadi tiap tahun pada pedagang-pedagang kecil.
"Dua minggu harga daging naik sekitar tiga tahap, pertama Rp 27 ribu per kilogram, terus naik jadi Rp 30 ribu, terus sekarang Rp 34 ribu per kilogram. Naik karena pasokannya kurang. Terus yang konsumennya banyak yang membutuhkan, tapi pasokannya kurang," dia menerangkan, Selasa, 22 Mei 2018.
Harga Daging Sapi Merangkak Naik
Tren kenaikan harga pada Ramadan juga terjadi pada komoditas lainnya, seperti sayur mayur, bumbu, dan tentu daging sapi. Daging sapi kualitas terbaik di pasar tradisonal Banyumas dan Cilacap terpantau sudah naik dari Rp 115 ribu menjadi Rp 120 ribu per kilogram.
Meski masih terbilang stabil, kenaikan harga daging sapi di pasaran ini tak urung membuat was-was. Maka itu, Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub-Divisi Regional (Sub-Divre) IV Banyumas kembali memesan daging kerbau ke Bulog pusat untuk menjaga stabilitas harga.
Bulog Jawa Tengah Sub-Divre IV Banyumas menyiapkan total lima ton daging kerbau beku pada Ramadan dan menjelang Lebaran 2018 mendatang untuk mengantisipasi lonjakan harga daging.
Kepala Bulog Sub-Divre IV Banyumas, Sony mengemukakan saat ini Bulog sudah memasarkan sebanyak 1,8 ton daging kerbau yang dipersiapkan sebelum memasuki bulan Ramadan. Lantaran permintaan yang tinggi, persediaan nyaris habis.
Daging kerbau dijual seharga Rp 80 ribu per kilogram dan disebar ke rumah Pangan Kita (RPK) yang tersebar di empat Kabupaten, meliputi Kabupaten Banyumas, Cilacap, Banjarnegara dan Purbalingga.
Advertisement
Gelontoran 4,8 Ton Daging Kerbau Selama Ramadan
Diperkirakan, persediaan daging kerbau tak cukup untuk menyambut Lebaran Idul Fitri 2018 dan perlu ditambah untuk mengantisipasi lonjakan harga. Pasalnya, dalam sehari permintaan daging antara 100-200 kilogram.
Bulog Banyumas pun kembali memesan sebanyak tiga ton daging kerbau tambahan untuk segera digelontorkan ke pasar. Dengan demikian, total selama Ramadan dan menjelang Lebaran 2018, Bulog Banyumas memasarkan sebanyak 4,8 ton daging kerbau.
Harapannya, saat memasuki masa lebaran, tak terjadi lonjakan berarti. "Terpantau juga, peminatnya sekarang lebih banyak. Daging sapi sekarang masih Rp 120 ribu per kilogram. Harapannya mendekati lebaran kan memang tetap stabil," ucap Sony, kepada Liputan6.com.
Dia mengklaim, relatif stabilnya harga daging di pasaran itu salah satunya dipengaruhi oleh penyebaran daging kerbau di empat kabupaten wilayah Bulog Banyumas. Hal itu bisa dilihat dari permintaan yang tinggi memasuki Ramadan ini.
Permintaan konsumen melonjak juga menjadi menjadi pertanda masyarakat semakin menerima daging kerbau beku dan tak terlalu bergantung pada daging sapi segar.
Di luar daging, sembako pun menjadi perhatian Bulog Banyumas. Untuk itu, menjelang Lebaran 2018 nanti, Bulog bakal menggelar operasi pasar beras, minyak, dan gula pasir.
"Beras kita persiapkan 25 ribu ton untuk operasi pasar jika terjadi lonjakan. Sementara ini, masih stabil," Sony menambahkan.