Sukses

Selain Takut Erupsi, Ini yang Membuat Sebagian Warga Merapi Mulai Menjual Ternaknya

Warga rela menjual ternak mesik harganya berada di bawah pasaran, dari yang Rp 17-18 juta menjadi Rp 15 juta.

Yogyakarta - Sebagian warga di Desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan memilih untuk menjual sapi ternaknya, baik berjenis metal maupun perah. Selain kebutuhan meningkat sebelum Lebaran, hal ini juga disebabkan Gunung Merapi yang akhir-akhir ini kembali bergejolak.

Kemi, 35, warga Kalitengah Lor, Glagaharjo mengatakan, akhir-akhir ini memang banyak tetangganya yang menjual hewan ternak. Bahkan hampir sekitar 50 jika ditotal sepadukuhan. "Kalau saya jual dua ekor, masih kecil-kecil," katanya, ditemui di rumahnya Sabtu (26/5/2018).

Ia terpaksa menjual karena khawatir aktivitas Merapi semakin meningkat. Ketika untuk mencari pakan ternaknya, harus naik ke atas semakin dekat dengan pucuk Gunung Merapi.

Selain itu, hewan ternaknya pun akan menambah beban jika semuanya harus dibawa ketika harus mengungsi. Untuk itu, ia hanya menyisakan beberapa ekor saja yang dipelihara.

Meski harganya di bawah pasaran. Yaitu yang biasanya bisa Rp 17-18 juta, kini menurun menjadi kisaran Rp 15 juta untuk sapi dewasa.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Poniman, 40, warga RT 1, Kalitengah Lor. Ia juga menjual hewan ternaknya karena kebutuhan ekonomi jelang Lebaran semakin meningkat.

"Belum lama jualnya, tapi sebelumnya ada letusan itu. Jadi bukan karena erupsi, tapi memang untuk mencukupi kebutuhan," katanya.

Masa-masa seperti ini, lanjutnya, untuk menjualnya pun cukup mudah. Banyak para pedagang yang sengaja datang ke lereng Merapi bagian selatan ini untuk menawar sapi milik warga.

"Banyak yang jual, ada yang memang karena erupsi Gunung Merapi. Ada pula yang memang untuk mencukupi kebutuhan," pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya dari JawaPos.com di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Â