Liputan6.com, Garut - Diduga akibat balasan aksi keributan sebelumnya, ratusan driver (pengemudi) ojek online (ojol) Garut, Jawa Barat, murka dan men-sweeping terhadap driver ojek konvensional yang biasa mangkal di Alun-alun Tarogong, Garut, Sabtu malam, 26 Mei 2018. Beruntung, mereka lolos menyelamatkan diri.
Berdasarkan informasi, razia itu sebagai aksi balasan atas perusakan armada transportasi online, beberapa waktu lalu di Simpang Lima. Diduga ojek pangkalan melakukan intimidasi hingga perusakan kendaraan saat armada transportasi online itu menurunkan pembawa penumpang di wilayah itu.
Asep Ramdani (38), salah seorang warga, mengatakan, aksi sweeping itu berlangsung cepat sekitar pukul 21.30 WIB tadi. Saat itu, belasan tukang ojek pangkalan yang tengah menunggu penumpang dikejutkan dengan datangnya ratusan ojol dari arah terminal Guntur, Garut, dengan mengendarai puluhan kendaraan roda dua.
Advertisement
“Yang tengah mangkal pun akhirnya langsung berlarian, bahkan beberapa pengemudi ojek online sempat berusaha melakukan pengejaran," ujarnya, Sabtu malam.
Baca Juga
Ia belum mengetahui alasan penyerangan itu. Saat itu suasana sekitar Alun-alun Tarogong langsung berubah menegangkan dengan datangnya ratusan tukang ojek online itu.
Bahkan, petugas polisi yang tengah berjaga di pos lalu lintas wilayah itu, sempat dua kali mengeluarkan tembakan ke udara kali untuk menenangkan massa yang telah mengepung pangkalan ojek di wilayah itu. "Sangat mencekam," katanya.
Roni (40) warga lainnya menambahkan, akibat kejadian itu, lalu lintas di jalur utama masuk ke Kota Garut tersebut, mengalami kemacetan hingga beberapa saat. "Kalau dilihat motornya yang banyak mungkin orangnya (driver ojek online) ada sekitar 150 orang," dia menambahkan.
Kapolsek Tarogong Kaler, Garut, Iptu Tito Bintoro yang datang ke lokasi tak lama setelah kejadian penyerangan membenarkan adanya sweeping yang dilakukan driver ojek online itu. Namun, lembaganya belum bisa memastikan motif penyerangan, termasuk kelompok massa yang datang tersebut.
“Kita masih dalami, bisa saja akibat kejadian sebelumnya (keributan ojek online dengan ojek konvensional), tapi kan belum jelas,” kata dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini: