Liputan6.com, Palembang - Dua terduga teroris Riau yang ditangkap anggota Densus 88 Antiteror dan Polda Sumatera Selatan (Sumsel) mengakui maksud kedatangannya ke Palembang untuk menemui salah seorang dosen.
Heri Hartanti alias Abu Rahman (38) dan Hengki Satria alias Abu Ansyor (39) dengan dosen tersebut ternyata hanya berkaitan dengan utang piutang. Bukan masalah aksi terorisme yang akan dilakukannya.
Menurut Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, kedua terduga teroris tersebut datang ke Palembang, berhubungan dengan paham yang diyakininya mengenai utang piutang.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka hanya ingin meminta maaf, karena sudah meminjam uang Rp 150.000 ke adik dosen yang bernama Saidah. Bukan ke dosennya langsung," ucap dia kepada Liputan6.com, Minggu, 27 Mei 2018.
Dalam paham yang diyakininya, kedua terduga teroris Riau itu tidak akan bisa masuk surga dalam berjihad, jika masih ada sangkutan utang piutang dengan orang lain.
Kapolda Sumsel menegaskan, antara dosen ataupun adiknya dosen tersebut, tidak ada hubungannya dengan aksi radikal yang akan dilakukan kedua terduga terorisme tersebut.
"Dosen tersebut sudah kita datangi dan dimintai keterangan langsung. Baik dosen maupun saudaranya, tidak ada keterlibatan sama sekali. Hanya soal utang uang saja," ia menegaskan.
Untuk informasi terduga teroris Riau lainnya yang bertugas mencari dana di Kota Lubuklinggau, juga dibantah oleh Kapolda Sumsel.
Menurutnya, orang yang dimaksud dua terduga teroris Riau tersebut, tidak terbukti telah bekerja sama dalam melakukan aksi terorisme.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Tidak Ada Teroris
Polda Sumsel bahkan sudah mencari tahu secara detail identitas orang tersebut yang disebut dua terduga teroris sebagai pencari dana aksi terorisme.
"Tidak terbukti konteksnya, jadi kita tidak bisa apa-apa. Dia sehari-hari bekerja di usaha swasta," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.
Sejauh ini, Polda Sumsel tidak menemukan adanya indikasi warga Sumsel yang terlibat aksi terorisme. Para teroris yang bermukim dan ditangkap di Sumsel, ternyata merupakan pendatang dari daerah luar Sumsel.
Menurutnya, warga asli Sumsel tidak ada yang ikut paham intoleransi dan ekstremisme. Ia pun berharap, informasi ini bisa diperkecil.
"Nanti jika banyak dipublikasikan di internet, orang lain akan mengaitkan Sumsel dengan terorisme, padahal di sini tidak ada," katanya.
Adapun Abu Rahman dan Abu Ansyor ditangkap pada Senin, 14 Mei 2018, saat menumpangi ojek di Jalan Kolonel H Burlian, Palembang.
Advertisement