Sukses

Cuaca Ekstrem Hambat Pencarian 3 Nelayan Garut

Pencarian tiga nelayan pencari cumi-cumi di pantai Santolo, Garut, Jawa Barat terkendala cuaca ekstrem di salah satu pantai selatan Jawa itu.

Liputan6.com, Garut Pencarian tiga nelayan pencari cumi-cumi di Pantai Santolo, Garut, Jawa Barat, terkendala cuaca ekstrem di salah satu pantai selatan Jawa itu. Petugas gabungan Basarnas, Satpolairud dan nelayan setempat, terpaksa menghentikan pencarian.

Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Satpolairud) Polres Garut, AKP Tri Andri, mengatakan, saat ini kondisi cuaca dan gelombang air laut di sekitar lokasi pencarian korban tergolong tinggi dan membahayakan.

"Untuk sementara lebih baik petugas ditarik dulu ke dermaga," ujarnya, Senin (28/5/2018).

Seperti diketahui keberadan Martin (34), Alfin (22) dan Yuyus (39) hilang, tiga nelayan warga Kampung Banyuasih, Desa Pamalayan, Pantai Santolo, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut Jawa Barat, hingga kini masih misterius.

Mereka diduga tenggelam bersama kapal yang digunakan melaut, sejak Jumat malam lalu, 25 Mei 2018, ketika ketigaya berencana mencari cumi-cumi.

Akibat buruknya cuaca serta tingginya gelombang, hingga kini nasib pencarian kapal Sri Rejeki yang mereka tumpangi belum membuahkan hasil. "Masih dalam pencarian," kata dia.

Tri menambahkan, selain musibah yang menimpa tiga nelayan di pantai Santolo tadi, cuaca buruk pun menyebabkan perahu nelayan jenis congkreng di Pantai Rancabuaya, ikut tenggelam. Beruntung dua nelayan Abah (27) dan Toni (25) yang menumpanginya selamat.

"Memang di sini cuaca sedang tak bersahabat, gelombang tinggi yang dibarengi angin kencang, serta hujan lebat sering menutupi pandangan,” ungkapnya.

Namun, meskipun kondisi alam tidak bersahabat, Tri memastikan pencarian ketiga nelayan lokal yang dilakukan tim gabungan itu akan tetap dilangsungkan esok hari sambil memantau perubahan cuaca sekitar pantai.

"Saat ini masih angin kencang gelombang tiga meter," kata dia.