Sukses

Aksi Rebutan Penumpang Bus Kota Palembang Berujung Maut

Dua tersangka pembunuhan supir bus kota di Palembang, diduga sudah merencanakan aksi pembunuhan ini.

Liputan6.com, Palembang - Diduga hanya karena masalah rebutan penumpang, membuat nyawa Febri (42), supir bus kota di Palembang harus melayang di tangan Medy Sapriadi (30) dab Librahim alias Gogon (33).

Kedua pelaku merupakan kakak beradik yang juga menggeluti profesi sebagai supir dan kernet bus kota jurusan Kertapati - Kilometer 12 Palembang.

Aksi pengeroyokan terjadi pada Jumat (25/5/2018) pagi, di Jalan KH Wahid Hasyim, Kecamatan Seberang Ulu (SU) 1 Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Bus pelaku langsung menghadang laju kendaraan korban.

Lekat (35), kernet bus kota yang dibawa korban, menjadi saksi mata aksi pengeroyokan kedua pelaku. Saat kedua pelaku naik ke bus korban, Lekat dipaksa untuk turun dari bus.

Saksi yang mendengar ada suara ribut di dalam bus korban, langsung merasa cemas. Saat kedua pelaku turun dari bus korban dengan tergesa-gesa, Lekat langsung masuk bus dan melihat korban tersungkur bersimbah darah.

"Kedua pelaku kabur mengendarai bus mereka, saya langsung bawa Korban ke Rumah Sakit (RS) Bari Palembang. Saya merasa sedih, karena dia sudah meninggal dunia sebelum sempat dirawat di rumah sakit," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (29/5/2018).

Lekat sangat mengenal kedua pelaku, karena dia sering bertemu saat menemani korban membawa bus kota. Dia menduga, ada dendam lama antara korban dan kedua pelaku, salah satunya karena rebutan penumpang.

Setelah jadi buron, kedua tersangka ditangkap Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Seberang Ulu (SU) 1 Palembang, Sabtu (26/5/2018) malam. Medy ditangkap di kediamannya di kawasan Kecamatan Kemuning dan Gogon di rumahnya di Kecamatan Ilir Barat I Palembang.

 

2 dari 2 halaman

Kakak Beradik Membunuh

“Febri sering berbuat ulah, sampai dia memepet mobil saya waktu kami mencari penumpang. Awalnya tidak saya hiraukan, tapi besoknya sebelum kejadian, dia masih memepet mobil saya dan hampir saya menabrak pengemudi bentor,” ujarnya.

Merasa terusik, Medi dan Gogon langsung menghadang bus korban, keduanya langsung mendatangi bus Febri. Karena mereka saling cekcok mulut, Medi langsung naik pitam dan menusukkan pisau dapur ke tubuh korban hingga tersungkur.

Gogon mengatakan, awalnya dia hanya diajak adiknya saja yang menelepon dia di pagi hari untuk membantunya berkelahi.

“Saya hanya mengantarkan, agar adik saya tidak dikeroyok. Saya tidak ikut memukul,” katanya.

Kapolsek SU I Palembang Kompol Mayestika Hidayat mengatakan, pembunuhan ini masih diduga karena saling ejek dan berebut penumpang. Para pelaku bisa terancam Pasal 170 Ayat 3 KUHP.

Saksikan video pilihan berikut ini: