Sukses

2 Alasan Kuat Slank Tularkan Nilai Pancasila Lewat Konser di UGM

Merayakan Hari Lahir Pancasila, Slank turun ke UGM. Cek alasannya.

Liputan6.com, Yogyakarta - Grup band legendaris Slank menularkan nilai-nilai Pancasila di depan ribuan penggemarnya lewat Konser Indonesia Damai #PANCASILARUMAHKITA di Lapangan Pancasila UGM, Jumat, 1 Juni 2018. Mereka tampil membawakan 13 lagu selama 1,5 jam.

Daftar lagu yang dimainkan pun sebagian besar berhubungan dengan kritik sosial dan nasionalisme, seperti "Orkes Sakit Hati", "Mars Slankers", "Garuda Pancasila", "Ngindonesia", dan "Kemarin Ada Bom Lagi".

Bukan tanpa alasan, grup band yang digawangi Bimbim, Kaka, Ridho, Ivanka, dan Abdee ini mengiyakan permintaan penyelenggara acara menjadi bintang tamu utama. Menurut Bimbim, drummer Slank, ada alasan-alasan yang melatarbelakanginya tampil di UGM.

"Sedih gara-gara bom di Surabaya kemarin, sepertinya Slank perlu turun gunung untuk menyegarkan kondisi di masyarakat dan mengembalikan perdamaian," ujarnya.

Ia menilai banyak orang Indonesia belum sepenuhnya menjadikan Pancasila sebagai jalan hidup. Misal, masih ada kelompok yang mengaku Pancasila, tetapi cara-caranya jauh dari Pancasila.

Pancasila juga kebanyakan jadi gantungan di tembok oleh karena itu sejak dulu Slank selalu membuat lagu soal Indonesia dan persatuan.

Alasan kedua yang menguatkan Slank untuk tampil di UGM lebih pribadi. Beberapa waktu lalu, mereka pernah tampil di Yogyakarta. Ketika itu panitia acara mengajak Jumatan di masjid UGM.

Materi khotbah justru membuat Slank bingung. "Khotbahnya SARA," kata Bimbim.

Peristiwa itu membuat mereka semakin yakin untuk turun ke UGM dan menularkan wawasan kebangsaan. Slank ingin meneriakkan soal Pancasila yang tidak pernah ketinggalan zaman, bahkan bisa menjadi falsafah atau alternatif paham bagi dunia pasca runtuhnya rezim komunis.

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

2 dari 3 halaman

Orang Harus Selalu Diingatkan

Kaka, vokalis Slank, mengutip pendapat Bimbim yang mengatakan Yogyakarta adalah Indonesia kecil.

"Jadi pantas kalau hari lahir Pancasila dirayakan di Yogyakarta," ucapnya.

Menurut Kaka, orang harus selalu diingatkan tentang Pancasila. Ia menganalogikan orang naik pesawat terbang selalu mendapat pengarahan dari pramugari soal penyelamatan diri saat penerbangan.

"Orang harus berpikir cara yang tepat memaknai keberagaman di Indonesia ya dengan Pancasila," kata Kaka.

Edukasi soal Pancasila juga harus digencarkan. Kaka berpikir cuci otak soal Pancasila tidak selalu menjadi cara yang ampuh.

Baginya, upaya menanamkan nilai Pancasila harus diterapkan lewat pola perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Apapun yang dilakukan, ketika bersama teman maupun keluarga, harus mengedepankan nilai-nilai Pancasila.

"Slank hadir untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Naik Andong Bertemu Sultan HB X

Sehari sebelum konser, Slank bertemu dengan Sultan HB X di Keraton Kilen. Mereka berangkat dari hotel tempat menginap di kawasan Tugu Yogyakarta ke Keraton Kilen dengan mengendarai andong.

Ada lima andong yang digunakan untuk mengantar rombongan Slank. Pertemuan yang berlangsung selama tiga jam di sela-sela waktu berbuka puasa itu sebagai bentuk silaturahmi kepada raja Yogyakarta.

"Sekaligus mohon doa restu kepada warga Yogyakarta, konser berjalan dengan lancar," ujar Widihasto Wasana Putra, Koordinator Panitia Konser Indonesia Damai.

Ia memilih andong sebagai alat transportasi yang dipakai Slank karena kereta kuda itu salah satu alat transportasi tradisional yang tersisa.

Hasto juga berharap Slank naik andong bisa memperkuat citra Yogyakarta sebagai kota pariwisata