Sukses

Seruan Persatuan ala Pancasila dari Yogyakarta

Pada hari lahir Pancasila, sejumlah tokoh menyerukan persatuan bangsa di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Tepat di Hari Lahir Pancasila, sejumlah tokoh menyerukan persatuan ala Pancasila di Lapangan Pancasila UGM. Perhelatan bertajuk Konser Indonesia Damai #PANCASILARUMAHKITA itu menghadirkan negarawan Ahmad Syafii Maarif, Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sultan HB X, Rektor UGM Panut Mulyono, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi, dan perwakilan mahasiswa Mentari Rizki Utami.

Mereka menyampaikan pesan persatuan dan nilai-nilai Pancasila di hadapan ribuan orang penonton konser. Deklarasi bulan Pancasila itu pun juga diikuti oleh grup band Slank yang menjadi bintang tamu utama.

Panut Mulyono menjadi tokoh pertama yang menyampaikan seruan persatuan. Ia berbicara tentang Indonesia adalah bangsa yang besar dan memiliki akar historis yang kuat.

"Pancasila adalah rumah kita yang harus dirawat sendi-sendinya dengan semangat gotong royong," ucap dia, Jumat, 1 Juni 2018.

Ia menilai Pancasila merupakan ideologi yang tepat di tengah keberagaman suku bangsa di Indonesia. Kebinekaan mempersatukan rakyat demi tegaknya NKRI.

Yudian Wahyudi mengajak untuk bersatu dan tidak mudah diadu domba.

"Dulu kita semua bersatu sehingga bisa membangun negara yang sangat besar bernama NKRI," ujar Yudian.

Ia mengutarakan sejumlah alasan bangga sebagai bangsa Indonesia. Indonesia menjadi satu-satunya negara di dunia yang menyatukan kemajemukan melalui nasionalisme.

Selain itu, tidak ada negara di dunia ini, kecuali Indonesia, yang raja-rajanya menyerahkan kekuasaan kepada negara yang saat itu baru terbentuk nama dan tidak ada negara, kecuali Indonesia, yang bisa mengalahkan negara-negara besar saat itu.

"Ketika menghadapi guncangan dalam berbangsa dan bernegara harus tetap berpedoman pada Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harga mati," tuturnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Salam Pancasila dari Sultan HB X

Sultan HB X mengajak penonton konser untuk mengacungkan lima jari kanan saat ia menyerukan ajakan untuk mendalami Pancasila.

Seruan itu berbunyi, "Pancasila janganlah kau puja layaknya azimat keramas, tetapi jadikanlah ia khidmat yang manfaat. Pancasila janganlah kau simpan bagai monumen di keranda mati, tetapi gunakanlah ia momen gumregah-nya aksi. Pancasila janganlah kau teriakkan dengan bahasa basa-basi, tetapi gemakan suara bak genta revolusi satuan negeri."

Sultan juga menilai saat ini ibu pertiwi tercenung, merana, dan menangis seraya berdoa. Sebab anak-anaknya larut dalam debat tak sehat.

"Terjebak pada greget saut, bukannya suluk Ki Dalang yang menenteramkan hati dan menyejukkan nurani," ucapnya.

Syafii Maarif yang akrab disapa Buya Syafii menegaskan sila kelima Pancasila masih perlu diperjuangkan dengan sungguh-sungguh karena sampai sekarang belum terwujud.

"Sistem ekonomi di negara kita masih neoliberalisme dan kapitalisme, pemerintah harus berupaya menyejahterakan rakyatnya," kata Buya.