Liputan6.com, Surabaya - Tiga alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Christian Laksmono, Ryan Nathan dan Kavin Leonardo menciptakan produk sekaligus aplikasi digital yang dinamai "Track ID" untuk mencegah kehilangan barang karena lupa.
Christian saat ditemui di kampus setempat mengatakan, cara kerja Track ID tinggal dimasukkan ke dalam dompet atau tas. Setelah itu, alat akan terkoneksi dengan aplikasi yang ada di telepon genggam.
"Saat Trackker dimasukkan ke dalam tas, tas hilang untuk di jarak dekat bisa dibunyikan dan tahu lokasi tas itu ada di mana. Saat di kamar mau mencari dompet atau mencari HP, tinggal dipencet tracker dua kali, HP akan bunyi," katanya, Sabtu, 2 Juni 2018, dilansir Antara.
Advertisement
Selain berfungsi untuk mencari barang yang kelupaan, alat ini juga punya sistem preventif yang dapat mencegah dompet, tas, atau barang lainnya supaya tidak hilang.
"Contohnya saat kita di suatu tempat, meninggalkan sesuatu pada jarak 20 meter, HP otomotis getar dan memberikan pemberitahuan jika tasnya ketinggalan," ujarnya.
Baca Juga
Namun jika sudah berada di tempat yang jauh dari tas atau dompet, alat akan menyimpan pemberitahuan lokasi tas ketinggalan terakhir di Google Maps. Jika berada sangat jauh, pengguna Track ID di Surabaya akan saling membantu untuk informasi di mana tas tersebut.
Track ID juga hanya bisa terkoneksi ke satu ponsel. Meski ponsel orang lain bisa membaca ID yang ada di alat, tetap saja tak bisa digunakan sembarangan. Sementara, satu ponsel bisa terkoneksi ke empat alat.
Berbeda dengan alat sejenis yang memakai kartu SIM, Christian menjelaskan, Track ID tidak pakai kartu SIM. Dengan begitu, pengguna aplikasi pelacak itu tidak perlu berlangganan atau apapun.
Christian mengungkapkan, latar belakang dia dan dua temannya menciptakan alat ini adalah dirinya sendiri merupakan seorang pelupa dan pernah ketinggalan pesawat karena kehilangan dompet di bandara yang disebabkan lupa menaruhnya.
"Akhirnya, punya ide bikin alat ini dan bertemu dengan dua untuk menciptakan Track ID agar orang meminimalisir lupa pada suatu barang," katanya.
Proses pembuatan alat ini sendiri tidaklah mudah. Setidaknya, mereka bertiga membutuhkan waktu sembilan bulan dari mulai proses riset pada Juli 2017.
Menurut Christian, kesulitan yang dihadapi adalah karena minimnya riset soal komponen-komponen pada ponsel. "Setelah sembilan bulan coba riset pasar ternyata banyak yang kurang. Tambah lagi dua bulan, baru sekarang bisa di-launching," ujarnya.
Track ID mulai dijual di Surabaya dengan harga jual Rp 300 ribu per satu alat. Namun, harga bisa lebih murah bila membeli lebih banyak. Alat tersebut juga dijual secara online.
Saksikan video pilihan berikut ini: