Sukses

Tak Kunjung Diberangkatkan, Calon Jemaah Umrah Malah Diintimidasi

Tindakan pria tersebut, membuat calon jemaah umrah merasa terganggu dan terancam keselamatannya

Balikpapan - Nama PT Arafah Tamasya Mulia (ATM) mulai ramai diperbincangkan khalayak sejak pertengahan April 2018. Masyarakat khususnya calon jemaah umrah yang menggunakan jasa travel ini khawatir bernasib sama seperti korban First Travel.

Direktur Utama ATM Hamzah Huzain pun telah dilaporkan ke Polda Kalimatan Timur (Kaltim). Namun, kabar terbaru justru ironis. Sejumlah calon jemaah mengaku mendapat intimidasi dan ancaman.

Teror disebut dilakukan untuk membungkam calon jemaah. "Kalau masih ingin hidup di Balikpapan jangan banyak omong," ungkap seorang jemaah yang ingin dirahasiakan namanya, dikutip dari Kaltim Post (Jawa Pos Grup), Rabu, 6 Juni 2018.

Pesan itu dia terima langsung melalui sambungan telepon oleh seorang bersuara pria. Orang tersebut tersebut menyembunyikan identitasnya dengan menggunakan private number. Tindakan pria tersebut, membuat calon jemaah umrah merasa terganggu dan terancam keselamatannya.

"Saya sudah dua kali mendapat telepon ancaman pria misterius ini. Kemudian anak saya pernah bilang, ada orang tak dikenal lihat-lihat ke rumah saya. Terus dia bilang, sebaiknya saya tak usah lagi mengurusi kasus ATM. Membuat anak saya ketakutan," ucapnya.

Kondisi saat ini, calon jemaah umrah ATM terpecah menjadi dua kubu. Satu kubu yang memilih jalur hukum. Mereka adalah calon jemaah yang sudah tak lagi percaya dengan janji-janji pemberangkatan dan pengembalian dana oleh ATM.

Sementara kubu lain yang masih percaya ATM akan memberangkatkan mereka ke Tanah Suci. "Banyak provokasi-provokasi yang terjadi di antara calon jemaah oleh orang-orang tidak bertanggung jawab," ucap calon jemaah.

Sementara itu, karena kesal tak kunjung mendapat pengembalian dana, seorang calon jemaah yang datang dengan truk crane menyita genset di kantor pusat ATM di Jalan Mayjend Sutoyo, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota. Penyitaan dilakukan Senin, 5 Juni 2018 siang.

"Sementara barang genset milik ATM diambil. Ini sebagai jaminan karena ATM tidak mengembalikan uang hampir Rp 100 juta milik salah satu jemaah," kata seorang calon jemaah yang mengabadikan momen penyitaan dengan kamera ponselnya.

Konfirmasi coba dilakukan media ini. Namun, kantor ATM tak pernah membuka pintunya. Sementara, ponsel Hamzah Huzain tak pernah aktif. Setiap dihubungi, hanya ada suara perempuan menyebut nomor tersebut sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan.

Sebelumnya, sejumlah perwakilan calon jemaah umrah ramai-ramai ke Polda Kaltim, Rabu, 30 Mei 2018. Mereka membuat laporan, lantaran janji manis Hamzah Huzain untuk mengembalikan dana mereka tak kunjung direalisasikan.

Laporan ke-31 calon jemaah itu oleh Polda Kaltim ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya surat laporan Nomor LP/273/V/2018/POLDAKALTIM/SPKT 1.

"Langkah awal sudah dilakukan. Dengan meminta keterangan saksi korban. Sekaligus menerima bukti surat keterangan lapor," terang Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Ade Yaya Suryana.

Dalam keterangannya, pelapor disebut sudah menyetor dana untuk diberangkatkan umrah. Nilainya bervariasi, mulai Rp 17,5 juta hingga Rp 20,5 juta.

Jika dalam prosesnya, penyidik menemukan unsur pidana yang dituduhkan kepada terlapor, dia berjanji kasus ini akan ditingkatkan ke tahap selanjutnya.

"Saat ini masih ditangani penyidik Ditreskrimum (Direktorat Reserse Kriminal Umum)," kata Ade.

Â