Liputan6.com, Palembang - Tingginya kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) ternyata tidak sebanding dengan pasokan bahan minyak mentah atau crude yang tersedia. PT Pertamina (Persero) Sumbagsel akhirnya mengisi kekurangan crude dari Pulau Jawa dan Papua.
Menurut M Darmariza, SMOR RU III PT Pertamina Sumbagsel, kebutuhan crude di Sumbagsel mencapai 95 mbcd, namun dari ratusan sumur crude hanya mencapai 45 mbcd.
Ada dua perusahaan yang menyelenggakan kegiatan usaha di sektor hulu bidang minyak dan gas bumi, yaitu di EP Aset 1 Jambi dan EP Aset 2 di Kota Prabumulih Sumsel.
Advertisement
“Kita mendapatkan 50 mbcd crude dari Pulau Jawa yaitu di Banyu Urip Jawa Timur, Anjungan Lepas Pantai Arjuna di Laut Jawa, serta di Klamono Papua Barat,” ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (6/6/2018).
Baca Juga
Pengerukan sumur secara kontinu membuat crude di Sumbagsel semakin berkurang atau decline sejak 10 tahun terakhir. Penurunan jumlah crude berimbas pula pada kualitas yang turun menurun. Salah satu langkah menaikkan kualitasnya, PT Pertamina melakukan upgrade dan mitigasi di kilang.
Pasokan crude di Klimono Papua Barat paling sedikit, dibandingkan crude dari Lapangan Banyu Urip Jatim yang paling banyak memasok dan di Anjungan Lepas Pantai Arjuna di Laut Jawa.
Meskipun pasokan paling sedikit, crude dari Klimono Papua Barat hanya bisa diolah di Kilang Plaju Palembang. Karakteristik crude Klimono Papua Barat hanya cocok dengan karakteristik kilang di Plaju.
“Cuma kilang di Plaju yang bisa menampung crude dari Klimono. Jika tidak ditampung, EP disana mungkin bisa ditutup, karena tidak bisa diolah di kilang Pertamina lainnya,” ujar Andi Prihandono, Engineering Manager RU III Pertamina Sumbagsel.
Pasokan Produksi BBM
Untuk kesiapan BBM, RU III Pertamina Sumbagsel memastikan produksi di kilang masih terus berjalan, meskipun 30 persen pegawainya akan mengambil cuti libur lebaran.
“Kilang masih beroperasi normal, kita juga melakukan langkah antisipatif, untuk melihat potensi kendala yang terjadi jika produksi terganggu“ kata Yoshua M.Nababan, General Manager RU III Pertamina Sumbagsel.
Salah satunya dengan menyiapkan suku cadang peralatan critical. Di Main Power sendiri, akan ada tim khusus, yaitu managemen, kepala bagian dan pegawai. Untuk BBM Premium bisa produksi lebih dari 96.000 – 180.000 liter per minggu dan 46.000 – 90.000 liter Pertamax per minggu.
Produksi BBM jenis solar sendiri berkisar di angka 295.000 dalam seminggu. Jumlah produksi tersebut diperkirakan akan habis dalam enam hari untuk Premium, Pertamax selama sembilan hari dan 12 hari untuk kebutuhan solar.
“Kebutuhan BBM solar agak menurun saat lebaran, karena banyak pabrik yang tutup serta kendaraan berat yang dilarang beroperasi selama lebaran,” ungkapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement