Liputan6.com, Yogyakarta - Sekelompok mahasiswa UGM Yogyakarta memanfaatkan limbah udang sebagai alat penghilang bakteri. Limbah berupa cangkang udang disulap menjadi tisu basah yang berfungsi mengurangi penyebaran bakteri di closet.
Produk closet sanitizer ini bernama Clozer. Penggagasnya adalah lima mahasiswa UGM, yakni Andita Palupi (Perikanan 2015), Muthia Restiningsih (Perikanan 2016), Nafis Endiana Ramadhanti (Perikanan 2016), Nuzulia Izmi (Perikanan 2016), dan Sigit Fitriyanto (Kimia 2015). Mereka mendapatkan dana hibah penelitian Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Dikti.
Limbah cangkang udang dipilih sebagai material utama karena mengandung kitosan yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Advertisement
Sebenarnya kandungan kitosan cangkang kepiting rajungan lebih tinggi, yakni 55 sampai 60 persen. Akan tetapi, mereka lebih memilih cangkang udang yang mengandung kitosan 40 sampai 55 persen.
Baca Juga
"Cangkang udang mudah diperoleh dan murah," ujar Andita, ketua kelompok, dalam jumpa pers di UGM, Kamis (7/6/2018).
Bahan baku cangkang udang didapatkan dari Departemen Perikanan UGM yang mempunyai restoran seafood. Andita dan teman-temannya pun memanfaatkan itu.
Bukan tanpa alasan pula, Andita memilih produk dibentuk menjadi tisu basah. Ia menilai tisu basah sebagai closet sanitizer lebih praktis ketimbang sanitizer dalam bentuk spray atau cairan semprot.
"Kalau disemprot harus menunggu tepi closet kering baru bisa digunakan, sedangkan tisu basah berbahan cangkang udang ini langsung mengelap tepi closet dan bisa digunakan," ucapnya.
Dijual Empat Varian Aroma
Pembuatan produk closet sanitizer ini bermula dari kitosan cangkang udang diolah menjadi sanitizer dengan penambahan sejumlah senyawa. Perbandingannya, dua gram kitosan dicampur dengan dua liter air. Semua campuran diaduk selama dua jam.
Setelah itu, dilakukan penambahan aroma dan dilakukan penyaringan untuk memperoleh cairan sanitizer bening tanpa endapan.
“Clozer ini telah melalui uji laboratorium dan hasilnya efektif membunuh bakteri bakteri E.coli dan Salmonella tanpa penggunaan alkohol,” tutur Andita.
Produk tisu basah ini memiliki empat varian aroma yakni lemon, lavender, apel, dan original atau mint.
Masyarakat yang berminat bisa membeli di online shop seharga Rp 5.000. Satu bungkus terdiri dari lima lembar tisu basah.
Advertisement
Prihatin terhadap Kebersihan Closet di Tempat Umum
Muthia, salah satu anggota kelompok, mengungkapkan ide awal penciptaan Clozer karena merasa prihatin terhadap kebersihan closet di tempat umum. Jika pengguna terus menerus tidak peduli, maka bisa membahayakan kesehatan.
"Produk ini cocok untuk segala usia dan bisa bertahan selama enam bulan," ucapnya.
Saat ini mereka memasarkan Closzer untuk perorangan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, pemasaran untuk instansi bisa terealisasi.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah masih terbatasnya kuantitas produksi karena laboratorium yang digunakan juga milik bersama.
"Harapannya ke depan bisa lebih massal produksinya," kata Muthia.
Saksikan video pilihan berikut ini: