Sukses

Ucapan Menenangkan Menteri Jonan soal Merapi Jelang Lebaran

Menteri Jonan memberikan pernyataan menenangkan bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Menteri Energi Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyambangi Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Kamis, 7 Juni 2018 malam. Ia datang bersama dengan jajarannya dan beberapa instansi lain di bawah kementeriannya.

Jonan langsung disambut oleh Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) DIY Hanik Humaida. Mereka berbincang di ruang tamu Pos PGM Kaliurang sekitar 15 menit sebelum masuk ke ruang pantau.

Dalam perbincangan yang berlangsung tertutup itu, Jonan meminta informasi terkini soal Merapi dari BPPTKG DIY. Informasi itu penting untuk memastikan sejauh mana status waspada gunung berapi memengaruhi libur Lebaran, mengingat Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang paling banyak dituju wisatawan.

"Tadi saya minta penjelasan sampai akhir bulan ini, yang penting untuk ditanyakan terkait kegiatan arus mudik dan balik," ujar Jonan.

Ia menjelaskan estimasi embusan seperti yang terjadi akhir-akhir ini bisa saja terjadi. Namun, hal itu tidak berbahaya karena yang terjadi bukan letusan magmatik.

Suara besar yang ditimbulkan akibat fenomena alam itu memang besar, akan tetapi Jonan meminta warga untuk tidak khawatir.

"Kami memberi batas aman radius tiga kilometer dari Merapi, itu yang kami larang untuk wisatawan, kecuali petugas," tutur Jonan.

 

2 dari 3 halaman

Penutupan Bandara Taktikal

Jonan juga memaparkan soal pertanyaan yang kerap dihubungkankan dengan letusan Merapi, yakni penutupan bandara.

"Kadang pertanyaannya, bagaimana kalau penerbangan? Kalau penerbangan taktikal," ucapnya.

Artinya, penutupan bandara tentatif karena sebaran abu Merapi bergantung pada arah angin dan kecepatannya. Ia menilai bisa saja saat hujan abu Bandara Adisutjipto tetap buka, sedangkan Bandara Ahmad Yani yang ditutup.

"Taktikal juga berarti tidak bisa diprediksi persisnya karena tidak diketahui waktunya," tutur Jonan.

Terkait peralatan pantau Merapi, Jonan juga memastikan semua alat masih berfungsi dengan baik. Ia juga belum berencana menambah alat baru untuk memantau Merapi.

Menurut Jonan, Merapi merupakan salah satu gunung berapi di Indonesia yang alat pantaunya lengkap.

 

3 dari 3 halaman

Koordinasi dengan Berbagai Pihak

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar menambahkan sejak letusan 11 Mei sampai Juni ini belum ada alat pantau atau instrumen yang rusak. Pemeliharaan alat pantau juga sudah dilakukan.

Rudy menjelaskan sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak perihal kondisi terbaru Merapi. Ia berpatokan pada rekomendasi jarak aman ada di radius tiga kilometer dari puncak Merapi.

Ia sudah menginformasikan alasan radius ama tiga kilometer selama status waspada kepada pengelola Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), relawan serta pemerintah daerah.

"Kami menginformasikan bahaya dari lontaran sampai radius itu, gas yang naik ke atas membawa material dari samping dan bahaya jadi abu," kata Rudy.

Ia menilai, apabila TNGM menutup wilayah lebih dari tiga kilometer, maka kemungkinan TNGM memiliki pertimbangan lain. Akan tetapi, hal itu tidak diberitahukan kepadanya.