Sukses

Imigrasi Batam Perketat Pengawasan Jelang Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump

Pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump di Singapura ikut menyibukkan Imigrasi Indonesia dan TNI AL. Seleksi pengunjung ke Singapura lewat Batam menjadi lebih ketat.

Liputan6.com, Batam - Presiden Korea Utara Kim Jong-un akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Singapura. Tentunya, rencana ini akan menjadi pusat perhatian dunia dan menyibukkan banyak pihak, termasuk Indonesia.

Salah satu kesibukan adalah adanya permintaan lembaga imigrasi Singapura agar lembaga imigrasi Indonesia di Batam membantu menyeleksi warga negara Indonesia yang hendak ke Singapura. Pertimbangannya adalah Batam merupakan kawasan yang berdampingan secara langsung.

Kepala Imigrasi kelas I khusus Batam, Lucky Agung Binarto menyebutkan bahwa Singapura sangat serius memperhatikan peran Indonesia. Tujuannya agar pertemuan dua presiden berpengaruh di dunia dalam KTT Korea Utara-Amerika Serikat di Pulau Sentosa, pada Selasa 12 Juni 2018, bisa lancar.

"Tujuan menyeleksi pengunjung yang hendak ke Singapura untuk mengeliminir ancaman terganggunya pertemuan kedua negara. Apalagi antarkeduanya sudah ada friksi," kata Lucky Jumat, 8 Juni 2018.

Kim Jong-un dikabarkan telah berada di Singapura dengan pesawat jet pribadi. Demikian pula dengan Donald Trump, meski belum ada keterangan resmi mengenai kedatangannya.

Adapun kabar terbaru, Kim Jong-un dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Lee Hsien Loong malam ini sekitar pukul 19.00 waktu setempat, di Istana Singapura.

Sementara, peran Indonesia dalam seleksi yang dimaksud adalah seleksi untuk mengantisipasi adanya teror. Imigrasi akan menyeleksi secara khusus para penumpang yang hendak ke Singapura. Mereka akan diperiksa agar terdeteksi apakah, termasuk membahayakan pertemuan Kim Joung-un dan Donald Trump.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Patroli Khusus

Sementara itu, Komandan Lantamal IV Tanjung Pinang Laksma TNI AL Ribut Eko Suryanto mengatakan Lantamal IV menggelar pengamanan seperti biasa. Ada penajaman dalam fungsi-fungsi intelijen di daratan. 

"Tentu dengan berkoordinasi  dengan intelijen daerah," kata Laksmana R Eko Suryanto, Minggu (10/6/2018).

Dengan operasi seperti biasanya, Laksamana Madya TNI Ribut Eko Suryanto meyakini bahwa jika ada pergerakan mencurigakan di darat, sudah bisa diantisipasi.

"Untuk patroli laut, digelar di daerah rawan sesuai data intelijen yang kita terima," kata Eko.

Ditegaskan bahwa patroli laut yang digelar lebih difokuskan untuk mengamankan kedaulatan wilayah Indonesia. Bukan semata-mata untuk mencegah adanya ancaman pertemuan Kim Jong-un dan Donald Trump.