Liputan6.com, Idi - Bunta, seekor gajah jinak di kamp Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh, ditemukan mati mengenaskan. Bahkan, satu gadingnya diambil.
Kapolres Aceh Timur ABKP Wahyu Kuncoro melalui Kasat Reskrim AKP Erwin Satrio Wilogo saat dikonfirmasi wartawan di Idi, Minggu, 10 Juni 2018, membenarkan adanya seekor gajah jantan di CRU Serbajadi. Gajah itu ditemukan mati, Sabtu, 9 Juni 2018.
"Dugaan kita gajah diracun, tapi kasus ini masih dalam penyelidikan kita," ucapnya, dilansir Antara.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan dugaan sementara, gajah jantan usia 27 tahun itu mati setelah menelan racun yang sengaja dibubuhkan di buah pisang dan kuweni. Sisa buah-buahan dengan racun berwarna hitam pekat itu sudah diamankan polisi sebagai barang bukti.
Setelah gajah Bunta mati, pelaku juga memotong dan mengambil gadingnya dengan panjang sekitar 80 sentimeter.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Ditemukan Sekitar 700 Meter dari Konservasi
Lokasi Bunta ditemukan sekitar 700 meter dari kamp CRU Serbajadi. Namun, menurut pengakuan petugas, lokasi tambat Bunta hanya berjarak 400 meter.
Awalnya, empat ekor gajah jinak ditambat di lokasi tersebut pada Jumat, 8 Juni 2018, sekitar pukul 10.00 WIB. Keesokan harinya, sekitar pukul 08.00 WIB, petugas yang merawat dan menjaga gajah hendak memandikan satwa tersebut.
Namun, petugas terkejut melihat salah satu gajah terbaring dengan kondisi kepala berdarah dan gading sebelah kiri hilang. Petugas lalu melapor ke pemimpin CRU Serbajadi, Nurmahdi Almasry alias Dedek Makam, dan ke kepolisian setempat.
Kepolisian juga telah mengirimkan tim identifikasi ke lokasi untuk menggelar olah tempat kejadian perkara atau TKP.
"Kita sudah kirimkan tim ke lokasi, bahkan saat ini kita juga sedang menunggu tim medis dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dilakukan autopsi," ujar Erwin.
Hingga berita ini diturunkan, bangkai gajah jinak itu masih di lokasi ditemukan. Seluruh petugas CRU masih menjaga bangkai gajah itu hingga datangnya Tim Keswan dari BKSDA Aceh.
Advertisement