Sukses

Belasungkawa dan Penghormatan Terakhir untuk Raja Gowa ke-37

Ribuan warga mengalir ke Istana Balla Lompoa di Kabupaten Gowa, Sulsel, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Raja Gowa ke-37.

Makassar - Ribuan warga dari sejumlah kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan (Sulsel), mengalir memadati Istana (Museum) Balla Lompoa (Rumah Besar Adat Raja-raja) di Kabupaten Gowa, Minggu malam, 10 Juni 2018. Mereka hendak memberikan penghormatan terakhirnya kepada almarhum Raja Gowa yang ke-37, Andi I Maddusila Daeng Mannyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II.

Penjabat Gubernur Sulsel, Sumarsono turut mengantar jenazah Raja Gowa ke rumah adat tersebut sekitar pukul 22.30 Wita. Lima belas menit berselang setelah diberangkatkan dari kediaman almarhum di Jalan Bumi 22, Perumahan Bumi Permata Hijau, Kota Makassar, Sulsel.

Menurutnya, almarhum Karaeng Maddusila seorang tokoh yang dihormati di Gowa. "Saya sudah barang tentu harus hadir menyampaikan belasungkawa dan yang saya lihat luar biasa semua masyarakat hadir dan memberikan doa," ucap Sumarsono, dikutip KabarMakassar.com.

Ia berharap agar semua prosesi dapat berjalan lancar dan almarhum diampuni segala dosanya dan ditempatkan di sisi Allah SWT. "Saya bersyukur mulai dari berita diterima, saya bersama rombongan, bisa datang ke kediaman dan mengantarkan sampai ke Balla Lompoa ini, semua berjalan baik," ujarnya.

Sumarsono berharap sosok Raja Gowa yang akrab dengan panggilan Patta Nyonri dapat diantar ke pemakaman dengan penuh keikhlasan dan doa.

Mantan Wakil Camat Pancoran, Jakarta Selatan (1993) dan Camat Pasar Minggu, DKI Jakarta (1998) ini meninggal dunia pada Minggu, 10 Juni 2018, sekitar pukul 15.30 Wita, di Rumah Sakit Bahagia, Makassar. Ia kemudian dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-raja Gowa Katangka sebelum salat asar, Senin, 11 Juni 2018.

Baca berita menarik dari KabarMakassar.com lain di sini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

2 dari 2 halaman

Dikebumikan secara Adat Gowa

Sebelumnya, tangis keluarga pecah ketika melihat pria berusia 60-an itu sudah terbaring kaku diselimuti kain putih (kain kafan). Salah seorang keluarga, Andi Abbas Karaeng Bundu mengungkapkan kesedihannya mengingat peran almarhum semasa hidupnya selalu identik dengan menolong masyarakat yang membutuhkan.

"Kami sangat terpukul dengan kejadian ini. Dia (Andi Madusilla) sosok orang yang baik dan suka membantu orang lain yang mengalami kesusahan," jelasnya.

Pria yang kerap disapa Patta Nyonri ini merupakan anak pertama dari keturunan Raja Gowa ke-36, yakni Andi Idjo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad Abdul Kadir Aidudin.

Almarhum dikabarkan dikebumikan menggunakan adat Kerajaan Gowa. "Dan sebagai keturunan raja Gowa ke-37, Andi Madusilla akan dikebumikan secara adat sesuai adat Kerajaan Gowa," tegasnya.

Sebelum mengembuskan napas terakhir dalam usia 67 tahun, Raja Gowa yang menjabat sejak 17 Januari 2011 itu sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Bahagia, Makassar, Sulawesi Selatan. Ia dirawat setelah terjatuh di kamar pribadinya.

Untuk diketahui, anak pertama dari keturunan Raja Gowa ke-36 itu lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 9 Juli 1950. Andi Maddusila dinobatkan sebagai Raja Gowa oleh Sekretaris Jenderal Forum Keraton se-Nusantara, Gunarso G Kusumodiningrat di Makassar, pada 17 Januari 2011.

Ketika itu, ritual penobatan Raja Gowa disaksikan sekitar 300 orang dan dihadiri keturunan raja-raja dari berbagai daerah. Maddusila pun resmi sebagai Raja Gowa ke-37 dengan gelar Andi Maddusila Patta Nyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II.