Liputan6.com, Garut - Satu hari menjelang datangnya lebaran idul fitri tahun ini, ratusan tukang cukur Garut, Jawa Barat yang tersebar di puluhan kios tukang cukur tengah bersuka cita meraih untung besar melayani pelanggan.
"Ya bagaimana lagi saya harus ngantri," ujar Rudi, salah seorang konsumen yang akan memangkas rambutnya di kios potong rambut Radeva, Karang Pawitan, Garut, Kamis (14/6/2018) pagi.
Menurutnya, rutinitas memotong rambut menjelang penyambutan salah satu hari besar islam itu sudah menjadi tradisi tahunan. Selain pakaian yang baru, tampilan pun mesti mendukung.
Advertisement
"Masa bajunya baru rambutnya tidak rapi, kan tidak oke," ujar dia sambil tersenyum.
Baca Juga
Dani, pengelola potong rambut Radeva mengatakan, dalam sepekan terakhir, waktu operasional mencukur menjadi lebih panjang, akibat bertambahnya konsumen.
"Kalau hari biasa jam 20.00 sudah tutup, sekarang rata-rata jam 22.00(tutup), dari pertama kali buka jam 09.00 pagi." kata dia.
Bahkan untuk melayani membludaknya pengunjung yang didominasi laki-laki beragam usia itu, ia sengaja merekrut tukang potong tambahan. "Jika saya sendirian tidak terlayani, kadang kita tolak (konsumen) sebab tangan sudah lelah," kata dia.
Dani mensyukuri, sepekan terakhir menjelang lebaran ibarat panen buat dirinya dan tukang cukur lainnya. Selama periode itu, rata-rata ia sanggup melayani hingga 60 konsumen, atau naik hingga tiga kali lipat dibanding hari biasa yang hanya 20 pengunjung.
"Alhamdulillah buat bekal lebaran," ujar dia sumringah.
Â
Ongkos Potong Rambut Naik
Bukan memanfaatkan kesempatan saat ini, datangnya masa panen lonjakan pengunjung yang akan merapikan rambut, membuat harga potong rambut pun naik. "Paling rata-rata naik dua sampai tiga ribu," ujar tukang cukur asal Banyuresmi, kampung tukang cukur Indonesia.
Berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG), disepakati bersama seluruh tukang cukur untuk menaikan ongkos potong hingga lebaran idul fitri usai. "Hanya dua hari kok, setelah itu normal lagi," kata dia sambil tersenyum.
Ia menyatakan, biaya potong rambut di kabupaten Garut terbilang murah hanya Rp 10 ribu, namun sudah dua hari ini harga pun naik menjadi Rp 13 ribu. "Hitung-hitung tuslah, tapi sebagian besar pengunjung memahami kok," kata dia tanpa ragu.
Meskipun ada kenaikan harga, Ia tetap berkomitmen memberikan servis pelayanan yang memuaskan, sehingga hasil potongannya sesuai dengan keinginan pengunjung.
"Potongan rambut itu soal kepuasan dan gaya, makanya kami akan terus berinovasi,"Â kata dia.
Advertisement