Liputan6.com, Yogyakarta - Pertunjukan air mancur menari kembali digelar di Gardu Pandang Kaliurang Sleman selama musim liburan kali ini. Acara bertajuk Festival of Lights ini mengusung konsep yang berbeda dengan tahun sebelumnya.
Taman lampion bertema Jurassic Lantern menyuguhkan ratusan lampion berbentuk dinosaurus, jamur, bunga, dan aneka hal yang berbau zaman purbakala lainnya. Di tempat ini, pengunjung bisa berswafoto sepuasnya.
Pertunjukan air mancur tidak lagi sebatas memadukan laser, air, dan musik, melainkan juga api. Api ikut menari bersama dengan air dan laser tanpa mati.
Advertisement
Api yang keluar dari tepi kolam dan menyatu dengan air berasal dari gas yang ditempatkan di bawah kolam air mancur. Pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan itu sekitar 15 menit atau setara dengan tiga lagu.
Baca Juga
"Air mancur menari atau dancing fountain ini terinspirasi dari pertunjukan di Dubai, di sana ada sebuah danau yang setiap malam ada air mancur menari," ujar Tri Lestari, Marketing Taman Pelangi, Minggu, 17 Juni 2018.
Atraksi ini merupakan hasil kerja sama Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, dengan pengelola Taman Pelangi Monumen Jogja Kembali, PT. Cikal Bintang Bangsa.
Perhelatan yang digelar sejak 9 Juni sampai 22 Juli 2017 ini menampilkan empat kali pertunjukan setiap akhir pekan dan tiga kali penampilan pada Senin sampai Kamis.
Pertunjukan air mancur menari dimulai pada pukul 19.00 WIB, 20.00 WIB, 21.00 WIB, dan 22.00 WIB. Harga tiket masuk pada akhir pekan Rp 30.000 per orang dan pada hari biasa dibanderol Rp 25.000 per orang.
Â
Tingkat Kunjungan dan Status Merapi
Lokasi dancing fountain berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat kota Yogyakarta. Pengunjung harus menempuh jarak dua kilometer dari loket retribusi Kaliurang untuk mencapai gardu pandang Kaliurang yang terletak di utara DIY.
Air mancur menari yang terletak di kaki Gunung Merapi ini berada sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Status Merapi waspada juga ikut memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan.
Tari menyebutkan pada 2017 wisatawan yang berkunjung bisa mencapai 5.000 orang per hari, akan tetapi pada tahun ini hanya setengahnya atau sekitar 2.000 sampai 3.000 orang per hari.
"Mungkin bisa ada pengaruhnya, tetapi ini juga masih berjalan 10 hari," ucapnya.
Selain di Yogyakarta, air mancur menari juga bisa ditemukan di Nusa Dua Bali dan Taman Jurug Solo.
Â
Advertisement
Hawa Terlalu Dingin
Dedy Chris (36), wisatawan dari Surabaya, datang bersama dengan istri dan teman-temannya untuk melihat pertunjukan air mancur menari.
Ia menilai atraksi yang disajikan menarik. Sayangnya, lokasi pertunjukan berada di kaki gunung.
"Hawanya terlalu dingin, apalagi untuk anak kecil, padahal acara ini cocok untuk keluarga," ujar Dedy.
Menurutnya, acara semacam ini lebih pas jika diadakan di tengah kota, bisa memanfaatkan embung atau danau buatan.
Ia menyarankan, pengunjung yang ingin datang untuk menyaksikan pertunjukan air mancur menari bisa mempersiapkan diri dengan memakai jaket tebal, kaus kaki, dan sarung tangan.