Liputan6.com, Soppeng - Banjir setinggi satu meter menggenangi Kecamatan Ganra, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, Kamis (21/6/2018). Banjir yang berasal dari luapan Sungai Walanae itu terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi mengguyur daerah itu dalam beberapa hari terakhir.Â
Salah satu warga yang harus menerima efek dari banjir itu adalah pasangan Andi Wahyudi dan Hartina. Dua sejoli yang seharusnya melaksanakan pernikahan di Dusun Lanace, Desa Belo, Kecamatan Ganra, itu terpaksa harus dievakuasi.
Pihak keluarga terpaksa harus menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng untuk meminjam perahu karet dan mengevakuasi mempelai wanita yang telah siap melangsungkan pernikahan dengan baju adat Bugis-nya.
Advertisement
Baca Juga
"Mempelai wanita sudah dandan dan pakai Baju Bodo (baju adat Bugis). Kan tidak mungkin dia berenang, apalagi banjir setinggi dada. Kita terpaksa telepon BPBD untuk siapkan perahu karet," ucap Ruse, salah satu keluarga mempelai wanita saat dikonfirmasi, Kamis sore, (21/6/2018).
Oleh warga dan anggota TNI serta anggota BPBD, Hartina kemudian digendong ke perahu karet lalu diantar menuju mobil yang telah disiapkan. Acara dan resepsi pernikahan kedua mempelai itu terpaksa harus dipindahkan ke tempat lain.Â
"Kita pindahkan acaranya ke Kelurahan Cabenge (Kecamatan Lilirilau, Soppeng), di rumah keluarga," Ruse menerangkan.
Padahal, Ruse melanjutkan, tenda pernikahan dan segala keperluannya telah disiapkan sebaik mungkin di kediaman Hartina, "Tidak mungkin kita laksanakan pernikahannya di sini karena banjir," imbuhnya.
Saksikan video pilihan berikut :
Sepi Undangan
Ternyata tak hanya mempelai wanita yang harus dievakuasi, seluruh keluarga besar Hartina juga harus menggunakan perahu karet untuk bisa keluar dari daerah banjir tersebut.Â
"Semua keluarga juga, tidak cuma Hartina, kita semua pakai perahu karet untuk bisa keluar dari daerah banjir," jelas Ruse.
Karena banjir itu, akad pernikahan Andi Wahyudi dan Hartina pun menjadi sepi. Padahal, ratusan undangan telah disebar jauh hari sebelumnya.Â
"Iya jadi sepi karena banjir, bahkan tetangga saja yang dekat rumahnya tidak bisa datang karena banjir yang tinggi," keluhnya.Â
Dihubungi secara terpisah, Sekretaris BPBD Kabupaten Soppeng, Sahrani mengaku pihaknya harus menyiapkan dua perahu karet untuk mengevakuasi Hartina dan seluruh keluarga besarnya.
"Ada dua perahu karet serta sejumlah Tim Reaksi Cepat, itu saja kita sampai beberapa kali bolak-balik untuk mengevakuasi warga," ucap Sahrani.
Advertisement