Sukses

Akhir Bahagia Macan Tutul Kecil yang Tersesat di Kandang Ayam

Ditemukan dalam keadaan lemas dan ketakutan, kini hidup macan tutul itu membaik dengan bobot 17 kg saat dilepasliarkan di Gunung Tilu.

Liputan6.com, Bandung Seekor macan tutul (phantera pardus melas) muda  diduga lapar sehingga mencari makan di pemukiman warga di Kampung Ciruntah, Desa Cihideung, Pangalengan. Kabupaten Bandung. Saat melihat ayam di dalam kandang, ia mencoba masuk, namun malang, makanan tak didapat justru ia terperangkap dalam kandang dan tak bisa keluar.

Warga yang takut kemudian melapor ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah II Soreang. Menurut Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah II Soreang, Memen Suparman, macan tutul itu kemudiandievakuasi dan dirawat.

"Tanggal 4 Juni 2018 saat dievakuasi, kurus dan lemas. Sekarang sudah sehat dan akan dilepaskan ke habitatnya," kata Memen di Kebun Binatang Bandung, Kamis 21/6/2018.

Macan tutul itu dirawat selama 17 hari di Kebun Binatang Bandung. Ditambahkan oleh Memen, macan tutul itu masih muda. Berusia sekitar 1,5 tahun.

"Macan tutul itu masih bayi, jadi saat cari makan dia tersesat dan masuk ke kandang ayam. Kalau untuk pakannya di sana (hutan) sebenarnya masih bagus, hanya karena masih bayi saja jadi tersesat," kata Memen.

Sebelum dilepasliarkan, BKSDA melakukan survey tempat habitat macan tutul. Kawasan Cagar Alam Gunung Tilu merupakan 'rumah' yang tepat untuk melepas si macan tutul muda.

Sementara itu, Kepala Kesehatan dan Oenelitian Kebun Binatang Bandung. Dedi Trisasongko mengatakan, kondisi macan tutul berjenis kelamin jantan saat dilepasliarkan sudah bisa beraktifitas normal. Nafsu makan juga sudah membaik.

"Berat macan tutul itu 17 kilo," kata Dedi.

Simak video menarik pilihan berikut :

2 dari 2 halaman

Tentang Gunung Tilu

Kawasan hutan Gunung Tilu terhampar di Kecamatan Ciwidey, Pasirjambu, dan Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Masih banyak flora langka dan satwa liar yang dilindungi.

Kawasan hutan yang ditetapkan sebagai cagar alam bersama Gunung Waringin, Gunung Kawah Ciwidey, dan Gunung Riung Gunung berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian No. 68/Kpts/Um/2/1978 ini mempunyai luas 8.000 hektare. Terletak di ketinggian 1.030-2.140 mdpl, kawasan ini termasuk dalam tipe iklim B dengan curah hujan rata-rata 2.534 mm/tahun. Masyarakat lebih mengenal Gunung Tilu sebagai kawasan perkebunan teh.

Gunung Tilu merupakan kawasan hutan cagar alam menyimpan kekayaan biota. Sayangnya kekayaan ini lebih banyak diketahui para peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebagai hutan dengan tipe ekosistem hutan hujan daratan tinggi ini, di Gunung Tilu tumbuh 197 jenis flora mulai yang berukuran kecil hingga besar serta flora yang mudah ditemukan hingga yang langka.

Jenis pohon yang banyak tumbuh di kawasan hutan ini adalah, saninten (Castanopsis argentea), rasamala (Altingia excelsa), kiputri (Podocarpus nerifolius), pasang (Quercus lineata), puspa (Schima walichii), kondang (Ficus variegata), dan tunggeureuk (Castanopsis tunggurut).

Ada juga jenis flora yang namanya menggunakan bahasa Sunda, seperti canar bokor, huru batu, hariang, kiputri, kibanen, katulampa, panggang rante, paku oray, sulangkar, kareumbi, dan cucak kutilang.