Sukses

Khayalan Pemuda yang Menghina Alquran Bertemu Jokowi

Ario Febriansyah, tersangka penghinaan Alquran ingin bertemu Presiden RI Joko Widodo.

Liputan6.com, Palembang - Aksi menghina Alquran yang dilakukan Ario Febriansyah, warga Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan (Sumsel) ternyata berawal dari khayalannya pernah bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Tersangka yang tinggal di Blok C2 Desa Srijaya Makmur Kecamatan Nibung Kabupaten Musi Rawas ini awalnya mengatakan pernah mengurus Electronic-Kartu Tanda Pengenal (E-KTP) di Jakarta.

Saat diinterogasi oleh pihak Kecamatan Nibung, Kabupaten Musi Rawas, anak pertama dari tiga bersaudara ini mengaku pernah bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia.

"Dia (Ario Febriansyah) mau minta E-KTP sampai ke Jakarta dan sudah bertemu Presiden RI Jokowi," ujar Camat Nibung, Meizar Sukarda, kepada Liputan6.com, Jumat (22/6/2018).

“Sampai disana dia dipukulin, tapi sepertinya itu hanya khayalan dia saja. Karena tidak mungkin orang dengan mudah bertemu Presiden RI, apalagi hanya meminta E-KTP saja,” katanya.

Di laman akun Facebook tersangka dengan nama Ario Febriansyah (Agut), ada beberapa unggahan pemberitaan tentang Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi.

Tersangka termasuk pengguna media sos  ial (medsos) Facebook yang cukup aktif. Bahkan, beberapa unggahan tentang Alquran juga ada di laman facebook-nya.

Namun Ario Febriansyah belum mengungkapkan secara pasti alasannya menghina Alquran, yaitu dengan menginjak-injak dan mencoret kitab suci Umat Islam ini.

"Kitab suci Alquran diinjak dan dicoretnya pada hari Minggu (14/6/2018) malam, di rumahnya di lantai dasar. Ario Febriansyah langsung mengakui telah melakukannya sendiri," katanya.

Ekspresi tersangka saat diamankan anggota kepolisian juga biasa saja, tidak ada ketakutan sama sekali. Bahkan reaksinya tenang saja, tidak seperti orang lain yang ketakutan.

Terlebih saat diajak berkomunikasi, ekspresinya datar saja. Pria bertubuh tambun yang menghina Alquran ini, ternyata pernah meminta ke keluarganya untuk direhabilitasi kejiwaannya.

"Tersangka termasuk berasal dari keluarga mapan, apalagi Ario Febriansyah juga pernah menjalani pendidikan di Akademi Keperawatan (Akper)," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Amukan Warga Sumsel

Pihak Kecamatan Nibung merasa bersyukur sudah mengamankan Ario Febriansyah dengan cepat. Karena, banyak reaksi masyarakat dari dalam dan luar Kabupaten Musi Rawas Sumsel yang ingin menindaktegas tersangka.

Meizar Sukarda pun banyak mendapatkan Short Message Service (SMS) dan telepon dari beberapa oknum, dengan niat untuk mendatangi rumah dan mengamankan Ario Febriansyah.

"Banyak masyarakat yang terpancing emosi, banyak juga yang menghubungi saya. Mereka bilang, kalau kami tidak bisa mengatasi hal ini, mereka akan bergerak dan menghukum tersangka dengan caranya sendiri," katanya.

Pihak Kecamatan Nibung bahkan sudah berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di kecamatan, untuk membantu menenangkan para warga, termasuk pemuka ulama agar menyerahkan kasus ini ke pihak yang berwenang.

Tersangka yang awalnya diamankan di Polsek Nibung, langsung dibawa ke Polres Musi Rawas, dengan perjalanan sejauh dua jam. Ternyata, banyak laporan dugaan penistaan agama dari para warga dan pemuka agama yang masuk ke Polsek Nibung.

“Ario Febriansyah langsung dibawa ke Polres Musi Rawas pada Senin (15/6/2018) sore, sekitar pukul 16.00 WIB, untuk menghindari banyak laporan dan massa yang ingin bertemu dengannya,” katanya.

Sebelumnya, tersangka mengakui bahwa unggahan penghinaan Alquran yang dilakukannya di akun Facebook-nya hanya sekedar mencari sensasi belaka.

"Saya cuma cari sensasi, agar bisa bertemu Presiden RI Joko Widodo," ucapnya singkat.