Sukses

Bangkai Paus Terdampar di Pantai Aceh Timur Gagal Dikubur, Kenapa?

Tim gabungan gagal menguburkan bangkai paus sperma yang membusuk di Pantai Bagok, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Liputan6.com, Aceh Timur - Tim khusus dari Unit Pelaksana Tugas Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (UPT-BPSDPL) Padang bersama instansi terkait gagal menguburkan bangkai paus sperma yang membusuk di Pantai Bagok, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.

Dilansir Antara, informasi yang diperoleh di Pantai Bagok, Minggu, 24 Juni 2018, masyarakat sudah sepakat paus mati itu dikubur dengan menggunakan alat berat. Namun, operatornya tidak ada di tempat, sehingga tim BPSDPL kembali ke Sumatera Barat.

Tim BPSDPL saat turun ke lokasi ikut didampingi Satuan Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Langsa, Dinas Perikanan dan Perkebunan (DPP) Aceh Timur, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh Resort Langsa.

Saat turun ke lokasi, Sabtu, 23 Juni 2018, tim bersama masyarakat sepakat bangkai paus yang telah mengeluarkan bau busuk itu segera dibakar. Namun, Minggu pagi, 24 Juni 2018, tiba-tiba masyarakat melalui aparat desa menolak bangkai paus dibakar.

Alasannya, sampah dan sisa bangkai paus nantinya akan masuk ke area tambak warga saat air laut pasang. Apalagi, posisinya berdekatan dengan alur dan pada saat air pasang, warga mengairi air laut ke tambak.

Seterusnya, tim BPSDPL itu kembali bermusyawarah dengan masyarakat setempat dengan tujuan mencari jalan keluar penguburan bangkai paus. Menjelang sore kembali disepakati bangkai paus dikuburkan di pantai dengan biaya sewa alat berat Rp 10 juta.

Setelah sepakat dikuburkan, ternyata operatornya tidak di tempat, sehingga tim BPSDPL Padang balik kanan bertolak ke Sumatera Barat. "Sebaiknya bangkai paus ini segera dikuburkan. Kita insyaallah siap membantu," ucap Ketua Tim BPSPL Padang, Ariston.

Menurut dia, selama dua hari pihaknya telah berusaha maksimal untuk menangani bangkai paus di Pantai Kuala Bagok, seperti menawarkan opsi penguburan. Namun, saat sudah sepakat, ternyata alat berat yang dicari pihak masyarakat tidak memiliki operator.

"Kita harap pemda melalui instansi terkait segera membangun komunikasi dan sinergisitas, sehingga bangkai paus ini segera tertangani dan kita siap membantu," tutur Ariston.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali, dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di liputan6.com.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bau Busuk Ganggu Nelayan Setempat

Sementara itu, Mukim Bugeng, M Husein, yang hadir dalam kesempatan itu berharap agar bangkai paus yang membusuk itu segera dikuburkan. Sebab, bau busuknya sudah sangat menyengat dan mengganggu aktivitas nelayan.

"Kita tetap harap bangkai paus ini segera dikuburkan," Husein menegaskan.

Paus jantan sperma dengan bobot 13,5 ton itu awalnya terdampar di Kuala Idi Cut, Desa Seuneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, Jumat, 15 Juni 2018, sekitar pukul 10.00 WIB.

Dilihat masih hidup, masyarakat setempat kemudian memutuskan untuk menarik paus itu ke laut lepas.

Sehari kemudian, paus yang sama mati dan terdampar di Kuala Bagok, Aceh Timur (15 kilometer ke arah barat Kuala Idi Cut), Sabtu, 16 Juni 2018, sekitar pukul 14.00 WIB.

Dianggap paus yang sudah mati, warga memilih menghubungi aparat desa dengan harapan segera dikuburkan. Namun, sejak hari pertama terdampar hingga saat ini, bangkai paus belum kunjung dikuburkan.