Sukses

Misteri Kerangka Manusia Tanpa Kepala di Igir Plana Purbalingga

Di sekitar lokasi penemuan kerangka tanpa tengkorak kepala di Igir Plana Purbalingga, petugas menemukan dua KTP.

Liputan6.com, Purbalingga - Warga Desa Ponjen Kecamatan Kertanegara, Purbalingga, Jawa Tengah, gempar saat salah satu warga, Teguh (30) menemukan kerangka manusia yang berserakan di igir atau gigir (punggung) perbukitan Plana, Kamis, 21 Juni 2018.

Maklum, penemuan kerangka manusia adalah peristiwa yang pertama kali terjadi di daerah ini. Terlebih, satu gugus perbukitan di zona lembah Serayu Utara itu terkenal memiliki banyak tebing curam dan jarang dijamah manusia.

Saat itu, sekitar pukul 10.00 WIB, seperti biasa Teguh mencari madu murni di dalam hutan. Saat melintas di jalan setapak rerimbunan semak, ia melihat beberapa tulang terserak di tanah.

Dia masih belum yakin tulang belulang tersebut adalah kerangka manusia, sebab tidak ada tengkorak kepala di sekitar lokasi. Tetapi, setelah melihat lebih cermat terdapat pakaian dan berbagai benda yang biasa dibawa manusia.

Penemuan kerangka itu pun lantas diceritakan kepada warga lain, Puji (18). Demi lebih meyakinkan, keduanya mengecek ulang dan memastikan tulang tersebut benar bagian dari kerangka manusia.

Setelah itu mereka melaporkannya ke Polsek Karanganyar, Purbalingga. Tak butuh waktu lama, Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identifictaion (Inafis) Polres Purbalingga dan tim medis Puskesmas Karanganyar pun tiba di Desa Ponjen untuk membantu evakuasi dan mengolah tempat kejadian perkara (TKP).

Evakuasi berjalan berat karena medan curam dan sulit didaki. Anggota kepolisian yang merangsek ke bukit dengan ketinggian mencapai 800 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu sampai harus menggulung celana dan melepas sepatu dinasnya.

Dalam olah TKP, di sekitar lokasi penemuan kerangka di Igir Plana Purbalingga, petugas menemukan dua KTP atas nama Hyndaryanto Supendi, alamat Pondok Kopi Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Serta, KTP atas nama Ratinah yang beralamat di Desa Kebokuro RT 1 RW 3 Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas. Terdapat pula SIM, NPWP, dan ATM.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali, dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Identitas Korban Terungkap

"Dari pemeriksaan tim medis kemungkinan korban sudah meninggal sekitar satu bulan," kata Pejabat Sementara atau PJs Kapolsek Karanganyar, Iptu Aan Hariawan.

Jenazah lantas dievakuasi ke RSUD Goetheng Tarunadibrata, untuk diperiksa lebih detail. Selanjutnya, polisi menelusuri alamat KTP yang tertinggal bersama jenazah.

Kamis malam, keluarga korban datang ke RSUD. Berdasarkan ciri-ciri baju yang dikenakan korban. mereka meyakini jenazah tersebut ialah Hyndaryanto Supendi. Sedangkan KTP atas nama Ratinah merupakan kerabat korban.

Supendi diketahui berdomisili di Jakarta, namun dia sering berkunjung ke keluarga besarnya di Sumpiuh, Banyumas. Keluarga pun mengungkapkan Supendi sudah dilaporkan hilang sejak dua bulan yang lalu.

Saat itu, korban pamit mengantarkan anaknya menjalani pengobatan alternatif rutin di Kecamatan Karanganyar. dengan diantar salah satu saudaranya. Saat pengobatan itu, dia pamit turun ke pasar untuk berbelanja beberapa keperluan.

Tetapi, korban tak kunjung kembali. Barang-barang miliknya seperti gawai, dompet, dan sejumlah uang pun ditinggal di tempat pengobatan. Pemilik pengobatan alternatif pun sempat menghubungi keluarga Supendi.

"Keluarga sempat mencari keberadaannya, tapi belum ditemukan," ucap Adi Tyo, keponakan korban.

Keluarga menduga korban tidak hilang karena tersesat atau terkena sakit mendadak. Sebab, dia diketahui masih sehat dan seorang mantan atlet.

Kasat Reskrim Purbalingga, AKP Poniman, Minggu, 24 Juni 2018, menjelaskan keluarga sudah melaporkan menghilangnya korban ke Polsek Bobotsari pada 22 April 2018. Tetapi, penelusuran petugas belum membuahkan hasil.

"Kami menduga, korban terpeleset dan meninggal di perbukitan Desa Ponjen. Dari keterangan keluarga, dia diketahui sering berpetualang ke hutan sendirian," Poniman menerangkan.

Aparat kepolisian menduga kematian korban bukan karena pembunuhan. Kerangka manusia yang ditemukan tidak utuh diduga karena masih banyak binatang buas.