Sukses

Pentas Kesenian Bakal Sering Semarakkan Malioboro

Hal ini berawal dari sambutan baik wisatawan saat Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menampilkan kesenian karawitan dan gamelan selama libur Lebaran di Malioboro.

Liputan6.com, Yogyakarta - Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta akan mengadakan kajian untuk penguatan citra budaya dan tradisi di kawasan Malioboro. Apalagi, kawasan tersebut hingga kini masih menjadi tujuan utama wisata di ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tersebut.

Hal ini berawal dari sambutan baik wisatawan saat Dinas Pariwisata menampilkan kesenian karawitan dan gamelan selama libur Lebaran.

"Wisatawan berharap, kesenian tersebut tetap bisa tampil secara rutin di Malioboro," ucap Kepala Bidang Atraksi dan Daya Tarik Wisata Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Edy Sugiarto, di Yogyakarta, Minggu, 24 Juni 2018, dilansir Antara.

Selama libur Lebaran, Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menampilkan kelompok kesenian dari sejumlah kampung wisata untuk mementaskan karawitan atau gamelan bertempat di Tugu KB yang berada di Kompleks Taman Parkir Abu Bakar Ali.

Lantunan suara gamelan atau karawitan kemudian disiarkan melalui radio milik Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro, sehingga bisa didengarkan oleh seluruh wisatawan di kawasan tersebut.

Menurutnya, pentas karawitan di Malioboro akan sejalan dengan pengembangan kawasan tersebut sebagai kawasan semipedestrian.

Saat ini, penataan masih terus dilakukan. Bila penataan sudah selesai dilakukan, maka diperlukan tambahan daya tarik di Malioboro. "Salah satunya pentas seni tradisi yang benar-benar mencerminkan kesenian asli Yogyakarta," imbuhnya.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali, dan Sulsel di sini dan ikuti Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Non Stop hanya di liputan6.com.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

3 Titik Utama Pentas Kesenian

Edy Sugiarto berharap, pentas rutin kesenian karawitan di Malioboro, setidaknya dapat digelar secara rutin di tiga titik. Ketiga titik itu adalah di ujung utara, di bagian tengah atau sekitar pintu lama Kompleks Kantor Gubernur DIY, dan di ujung selatan.

Hal tersebut disebabkan, keramaian di Malioboro, tidak hanya terpusat di titik-titik tertentu tetapi merata di seluruh kawasan.

Seperti terlihat selama libur Lebaran tahun ini, keramaian di Malioboro merata. Tidak ada titik yang lebih sepi dibanding titik lain.

"Artinya, kawasan di sepanjang Jalan Malioboro menarik untuk dikunjungi wisatawan, sehingga perlu ada tambahan atraksi khas Yogyakarta," katanya.

Selain menambah daya tarik Malioboro, Edy menjelaskan, pentas kesenian tradisi tersebut juga akan membantu perkembangan potensi kampung wisata di Yogyakarta.