Sukses

Pemerkosaan Turis di Labuan Bajo, Ini Imbauan Kepala Dinas Pariwisata

Kasus pemerkosaan terhadap turis asal Prancis di Labuan Bajo membuat geram Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu.

Liputan6.com, Kupang- Kasus pemerkosaan terhadap turis asal Prancis di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, membuat geram Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur, Marius Ardu Jelamu.

Manurut Marius, kasus itu dapat mencoreng citra pariwisata NTT yang saat ini jadi tujuan destinasi dunia. Meski demikian, dia mengimbau wisatawan domestik maupun mancanegara untuk tidak takut mengunjungi NTT.

"Jangan takut datang ke NTT, ini kasus bukan saja terjadi di NTT, tetapi juga dialami daerah lain. NTT selalu aman. Labuan Bajo bukan tempat menyeramkan," ujar Marius kepada Liputan6.com, Senin (26/6/2018).

Untuk mengantisipasi pelecehan terhadap wisatawan, Marius meminta seluruh organisasi wisata segera berkoordinasi dengan pemda setempat segera membentuk ojek kendaraan sepeda motor wisata di setiap destinasi wisata.

Wadah ojek wisata itu akan mendata setiap anggota di setiap zona wisata secara resmi demi mengantisipasi kejahatan.

"Nanti akan koordinasi dengan Pemda, sehingga wadah ojek wisata akan ada penanggung jawabnya, bahkan di setiap zona ada penanggung jawab. Semua yang tergabung akan terdaftar keanggotaan dan punya kartu anggota," ujar Marius.

Menurut Marius, sebelum adanya pemerkosaan, ada pelecehan seksual terhadap wisatawan yang diduga dilakukan oknum ojek yang mengaku guide.

"Ini penting dilakukan untuk melindungi wisatawan. Jika sudah terbentuknya wadah ojek wisata, maka akan diketahui yang antar siapa, siapa yang diantar, di mana tujuan wisatawan, semuanya jelas," ucap Marius.

Dia mengimbau wisatawan dosmetik ataupun mancanegara agar mengunakan agen travel resmi.

2 dari 2 halaman

Minta Maaf

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu menyampaikan permohonan maaf atas kasus pemerkosaan yang menimpa wisatawan asing asal Prancis yang dilakukan orang yang mengaku sebagai pemandu wisata di Labuan Bajo.

"Mewakili Pemerintah Provinsi NTT, kami menyampaikan permintaan maaf yang mendalam atas peristiwa asusila yang menimpa wisatawan asing asal Prancis ketika berkunjung ke Labuan Bajo, juga untuk keluarga korban," kata Marius.

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan aparat Kepolisian Resor Manggarai Barat segera memproses hukum pelaku.

"Pelakunya sudah ditangkap, semoga diberi hukuman tegas. Kami juga minta agar pemda setempat memastikan korban mendapatkan pelayanan maksimal untuk pemulihan kondisinya," katanya.

Menurut Marius, peristiwa pelecehan terhadap wisatawan asing di Labuan Bajo itu sudah seringkali muncul dari oknum tukang ojek di daerah itu yang berkedok sebagai pemandu wisata. Peristiwa seperti ini, kata dia, berdampak buruk terhadap promosi pariwisata Labuan Bajo sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata unggulan nasional.

Untuk itu, Marius meminta pemerintah daerah setempat agar segera mengambil langkah konkret berupa penataan layanan wisata di daerah itu.

"Kami minta wisatawan agar menggunakan jasa-jasa angkutan yang disiapkan para operator resmi, kalau wisatawan belum mengetahuinya maka dapat ditanyakan langsung ke aparat kepolisian setempat," kata dia.