Sukses

Bocah 8 Tahun Kembali Jadi Korban Amukan Ombak Teluk Penyu Cilacap

Bocah berusia delapan tahun digulung ombak Pantai Teluk Penyu, Cilacap, yang tiba-tiba menerjang. Ia pun terseret dan hilang

Liputan6.com, Cilacap - Dua pekan terakhir, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) nyaris tiap hari mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di pantai selatan dan Samudera Hindia Belanda, termasuk Pantai Teluk Penyu, Cilacap.

Pengelola wisata sepanjang pantai selatan, mulai Cilacap, Kebumen, hingga Yogyakarta pun telah mengimbau agar wisatawan tak berenang atau bermain terlalu dekat dengan bibir pantai. Namun, ada kalanya peringatan itu disepelekan.

Pekan lalu, dua mahasiswa yang berwisata di Pantai Teluk Penyu diamuk ombak pantai selatan dan terseret ke tengah laut. Satu orang atas nama Aninditya berhasil menyelamatkan diri dengan berpegangan pada cek dam laut.

Namun, satu wisatawan lainnya hilang. Sehari kemudian, jenazah atas nama Dwiyanto baru ditemukan.

Senin, 25 Juni 2018, kembali terjadi insiden yang sama. Eza, bocah berusia delapan tahun digulung ombak Pantai Teluk Penyu, Cilacap, yang tiba-tiba menerjang. Ia pun terseret dan hilang.

Pada mulanya, semuanya terlihat baik-baik saja. Eza pun berenang dan bermain di tepi pantai Teluk Penyu dengan kerabatnya.

Secara tiba-tiba, sekitar pukul 13.45 WIB, ombak tinggi menerjang. Warga Jalan Toro RT 02/11 Sambeg, Wonosobo, ini pun digulung arus laut yang kuat.

"Kronologi sedang bermain mandi di Pantai Teluk Penyu Cilacap hanyut terbawa arus," ucap Komandan Basarnas Pos SAR Cilacap, Mulwahyono kepada Liputan6.com, Selasa, 26 Juni 2018.

 

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Jibaku Tims SAR Cari Korban di Tengah Amukan Ombak Tinggi dan Angin Kencang

Pencarian langsung dilakukan. Namun, tim SAR gabungan yang melakukan operasi pencarian terkendala oleh gelombang setinggi 1-1,5 meter yang secara konstan menerpa pantai. Hingga sore, pencarian tak menuai hasil.

Pencarian lantas dilanjutkan pada Selasa pagi. Sama seperti pencarian hari pertama, tim SAR gabungan dibagi menjadi dua Search and Rescue Unit (SRU).

Satu regu mencari dan menyisir darat, adapun unit lainnya menyisir perairan. Tim SAR mengerahkan perahu RIB dan Jukung, serta menyisir manual dengan barisan personel SAR yang berpengeman khusus.

Akhirnya, setelah berjibaku seharian, sekitar pukul 14.10 WIB jenazah bocah ini ditemukan. Korban ditemukan sekitar 150 meter ke tengah arah tengah dari lokasi kejadian.

Mulwahyono pun mengungkapkan kembali jatuhnya korban tenggelam di pantai selatan Cilacap dapat menjadi peringatan bagi wisatawan, nelayan, dan pengguna transportasi air lainnya untuk selalu waspada, serta menggunakan alat pengaman, seperti pelampung ketika beraktivitas di perairan.

Dengan ditemukannya korban tenggelam, seluruh potensi SAR yang tergabung dalam operasi pencarian yang terdiri dari Basarnas, Lanal Cilacap Pos Teluk Penyu, Polair, relawan Pandanarang, RAPI, dan SAR TPKL, dikembalikan ke kesatuannya.

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Nurmaya mengatakan gelombang setinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di perairan pantai dan Samudera Hindia selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo hingga Yogyakarta, antara 26-27 Juni 2018.

Gelombang tinggi itu berpeluang kembali terjadi pada hari-hari selanjutnya. Adapun kecepatan angin diperkirakan antara 5-20 knot.