Sukses

Kisah Perjodohan Pria Bojonegoro yang Berakhir Tragis

Seorang pria di Bojonegoro dijodohkan paksa oleh orangtua angkatnya sebelum ditemukan tak bernyawa.

Bojonegoro - Seorang pria di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Gondoarum (27) diduga tidak kuat menahan beban pikiran karena dijodohkan oleh orangtua angkatnya.

Pria warga Desa Tanggir, Kecamatan Malo, Bojonegoro itu ditemukan tak bernyawa pada Kamis, 28 Juni 2018, sekitar pukul 05.30. Sebelum mengakhiri hidup, ia meninggalkan sepucuk surat untuk kedua orangtuanya yang ditulis dalam Bahasa Jawa.

Surat itu berisi pesan permintaan maaf kepada orangtuanya. Berikut isi surat tersebut,

"Mak, Pak, sepurane aku berbuat koyo ngene, dari pada engko aku dadi rumatanmu lebih baik aku mati dari pada aku disantet, bapak angkatku gara-gara di jodohno, mungkin barangku, kain mori, surat tanah, omonge dibakari kabeh, iki no telfne 082255xxxxxx, iki kode hpku. Gara gara jodoh-jodohan aku digawe soro, aku minta maaf urung iso gawe seneng keluarga."

Dalam Bahasa Indonesia surat itu berarti, "Mak, Pak, mohon maaf aku berbuat seperti ini, daripada nanti aku jadi bebanmu lebih baik aku mati daripada kena santet ayah angkatku gara-gara dijodohkan. mungkin barang2ku, kain kafan, surat tanah dibakar semua. ini nomer telfonnya 082255xxxxxx, ini kode hapeku. Gara-gara jodoh-jodohan aku dibuat sengsara, aku minta maaf belum bisa membuat gembira keluarga."

Dalam selembar surat itu, korban juga menuliskan PIN dua ATM. Ia juga menjelaskan isi salam satu ATM kosong karena belum gajian. Sementara, ATM yang lain masih berisi uang. Surat tersebut ditulis korban dengan keterangan nama dirinya, Gondo A.

Gondoarum ditemukan tewas menggantung di atap rumahnya menggunakan tampar (tali). Korban pertama kali diketahui orangtuanya, Lashadi (53) dan Suparti (48). Saat itu, keduanya baru pulang dari hajatan keluarga di Desa/Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro.

"Korban diduga meninggal gantung diri di rumahnya menggunakan tampar dengan panjang kurang lebih 1,5 meter," kata Kasubbag Humas Polres Bojonegoro AKP Mashadi, Jumat, 29 Juni 2018.

Sewaktu pulang dari rumah hajatan keluarganya, Lashadi sempat memarkir motor di samping rumahnya. Sedangkan, Suparti langsung masuk ke dalam.

Saat membuka pintu dan berjalan menuju ruang tengah, dia mendapati anaknya sudah tidak bernyawa dalam keadaan gantung diri. "Orangtua korban langsung berteriak histeris dan meminta tolong," tutur Mashadi.

Tak berselang lama, tetangga korban berdatangan dan melaporkan kejadian tersebut ke perangkat desa. Laporan lalu diteruskan ke Polsek Malo. Petugas kepolisan langsung memeriksa atas meninggalnya korban.

"Setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas medis, di tubuh korban tidak terdapat tanda-tanda penganiayaan. Korban diduga murni bunuh diri. Kami masih mendalami motif, kenapa korban nekat bunuh diri," tuturnya.

Saksikan video pilihan berikut ini: