Liputan6.com, Timika - Lebih dari 100 warga Kenyam, Kabupaten Nduga, yang sebagian besar berasal dari etnis Toraja, Sulawesi Selatan, masih mengungsi di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat. Ini terjadi setelah penyerangan yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKSB) di Kenyam, pekan lalu.
Salah seorang warga Kenyam, Anton Mika Payung, mengatakan seratusan warga etnis Toraja itu untuk sementara ditampung di rumah Tongkonan Agats menunggu kedatangan kapal Pelni untuk segera diberangkatkan ke Timika.
"Informasinya, ada KM Sirimau dari Merauke akan singgah di Agats dan rencananya akan tiba di Timika Selasa siang ini," kata Anton di Timika, Selasa (3/7/2018), dilansir Antara.
Advertisement
Pada Minggu malam, 1 Juli 2018, sebanyak 45 warga etnis Toraja yang mengungsi dari Kenyam, Kabupaten Nduga, telah tiba di Timika menggunakan pelayaran KM Tatamailau dari Agats, Asmat. Para pengungsi itu terdiri atas 41 laki-laki dan empat perempuan.
Baca Juga
Setiba di Pelabuhan Paumako Distrik Mimika Timur, para pengungsi dijemput pengurus Ikatan Keluarga Toraja/IKT Mimika dan selanjutnya menggunakan empat bus dibawa menuju Rumah Tongkonan Jalan Sam Ratulangi Timika. Selanjutnya, para pengungsi itu diserahkan ke kerukunan keluarga masing-masing.
Anton mengatakan ratusan pengungsi meninggalkan Kenyam, Nduga, melalui Batas Baru yang merupakan perbatasan Kabupaten Nduga dengan Kabupaten Asmat. Kemudian, para pengungsi menempuh perjalanan sekitar sembilan jam menggunakan perahu motor menyusuri jalur sungai untuk menuju ke Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal mengatakan warga etnis Toraja di Kenyam melakukan doa bersama di Rumah Tongkonan Kenyam pasca-penembakan terhadap warga oleh KKSB.
Warga etnis Toraja yang sebagian besar berprofesi sebagai pedagang, peternak, dan buruh bangunan yang menetap di Kenyam memilih mengungsi dari wilayah itu lantaran merasa takut dan trauma atas peristiwa yang menimpa rekan mereka.
Korban KKSB di Kenyam Papua
Sebelumnya, satu keluarga yang terdiri atas suami, istri dan anaknya dibunuh oleh KKSB di Kenyam, pekan lalu.
"Kami menyayangkan peristiwa ini. Masyarakat yang tidak bersalah menjadi korban. Mereka (KKSB) melakukan penembakan sehingga warga menjadi trauma dan ketakutan," kata Kombes Kamal.
Pada Senin, 25 Juni 2018, KKSB menembaki pesawat Twin Otter milik Trigana Air di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, yang melulai pilot. KKSB kemudian melarikan diri sambil menembak dan membacok warga sipil hingga menewaskan tiga korban yang sedang berjualan di area bandara tersebut.
Tiga korban tewas atas nama Zaeanal Abidin, warga asal Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, serta pasangan suami istri Hendrik Sattu Kola dan Margaretha Poli, warga asal Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Putra dari pasangan Hendrik-Margareta yang baru berusia 6 tahun, Arjuna Kola, tak luput dari kebrutalan KKSB. Arjuna mengalami lula bacok serius di bagian wajah hingga harus menjalani operasi di RSMM Timika.
KKSB yang menyerang di Kenyam diduga kuat merupakan kelompok wilayah Mugi Ndugama pimpinan Egunius Kogoya. Kelompok ini juga melancarkan serangan ke sejumlah fasilitas pemerintahan di Kenyam, seperti Kantor Bappeda Nduga dan Kantor Badan Pengelola Keuangan Nduga pada Rabu, 27 Juni 2018.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement