Sukses

Magic Jar Kosong Bikin 5 Keluarga di Banyumas Kehilangan Rumah

Tercatat terdapat 28 jiwa yang akan mengungsi. Selain mengungsi ke tenda, sebagian warga juga akan mengungsi sementara ke masjid setempat.

Liputan6.com, Banyumas - Musim kemarau di Jawa Tengah bagian selatan identik dengan suhu panas, kering, dan angin kencang. Kondisi ini memicu risiko kebakaran.

Barangkali, kisah ini akan membuat kita hati-hati. Sebab, kebakaran kadang muncul dari hal sepele yang kadang tak terpikirkan.

Kamis siang, 5 Juli 2018, suhu udara di Banyumas, Jawa Tengah, berdasarkan informasi BMKG berkisar 29 derajat Celsius, dengan kecepatan angin mencapai 35 kilometer per jam. Cukup kencang untuk ukuran daerah yang jauh dari pesisir.

Sekitar pukul 11.30 WIB, Pasar Proliman Kelurahan Karangpucung, Kecamatan Purwokerto, selatan berangsur sepi. Maklum, sudah mendekati tengah hari, saat matahari nyaris persis di atas ubun-ubun.

Pasar ini memang sejenis pasar pagi, yang hanya ramai dikunjungi sampai sekitar pukul 10.00 WIB. Menjelang tengah hari, pedagang bubar.

Suasana sepi itu mendadak riuh oleh teriakan kebakaran dari kompleks pasar. Satu rumah terbakar dan merembet cepat ke empat rumah lain yang berimpitan akibat tiupan angin kencang.

Warga setempat berupaya memadamkan api sebisanya, dengan alat seadanya. Namun, api kadung membesar dan sulit dikendalikan. Dalam waktu singkat, rumah-rumah semipermanen ini hangus terbakar.

Sebanyak lima mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Api bisa dijinakkan sekitar pukul 13.00 WIB, atau sekitar 1,5 jam sejak pertama kali api terdeteksi.

"Yang empat rumah ini hangus total, yang satu rumah hanya terbakar atapnya," ucap Komandan Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas, Kusworo, saat menjelaskan penyebab kebakaran kepada Liputan6.com, Kamis sore.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

28 Jiwa Mengungsi Akibat Kebakaran Kompleks Pasar Proliman

Empat rumah yang rusak berat akibat kebakaran adalah milik keluarga Tugiman, Subowo, Amin, dan Lili. Adapun yang mengalami rusak ringan adalah milik keluarga Bilal Eko Saputro.

Kusworo menjelaskan, berdasar keterangan saksi dan hasil penyelidikan sementara, kebakaran di perumahan kompleks Pasar Proliman, Banyumas, ini diduga disebabkan korsleting listrik yang dipicu oleh magic jar kosong yang ditancapkan ke saluran listrik.

Lantaran panas berlebih, magic jar terbakar dan memicu kebakaran. Suhu panas dan angin kencang menyebabkan api cepat merembet ke rumah lainnya.

"Iya, menurut Informasi dari warga, ada salah satu warga yang menancapkan magic jar itu tanpa isi. Mungkin semakin lama semakin panas, mengakibatkan kebakaran akibat korsleting listrik," dia mengungkapkan.

Kamis sore, BPBD Banyumas menyiapkan tenda-tenda untuk mengungsi warga yang rumahnya tak lagi bisa dihuni. Tercatat terdapat 28 jiwa yang akan mengungsi. Selain mengungsi ke tenda, sebagian warga juga akan mengungsi sementara ke masjid setempat.

Dari peristiwa ini, Kusworo mengimbau agar warga tak meninggalkan rumah dalam keadaan alat elektronik menyala. Warga juga disarankan untuk selalu mengecek dan membersihkan sampah mudah terbakar seperti, kertas, daun kering atau plastik di sekitar rumah.

Ia juga mengimbau agar warga tidak membakar sampah di wilayah yang berdekatan dengan rumah lantaran cuaca panas dan angin kencang bisa menyebabkan api merembet dan membahayakan.

Perlu diketahui, ini adalah kebakaran skala besar kedua yang terjadi di Banyumas pekan ini. Pada Minggu malam lalu, kebakaran juga terjadi di hutan pinus wilayah Patikraja, Banyumas.

Diduga kebakaran dipicu oleh putung rokok yang dibuang dalam keadaan masih menyala. Putung rokok lantas menyulut api yang membakar daun dan ranting serta merembet ke hektaran lahan pinus.