Sukses

Jejak Harimau Sumatera Terlihat di Perkebunan, Warga Sebar Umpan

Warga diminta untuk tak membelakangi saat tak sengaja bertemu harimau Sumatera di lapangan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menyatakan jejak-jejak yang ditemukan petani di Desa Koto Tuo, Kecamatan XIII Kampar, merupakan jejak harimau Sumatera. Dari jejak yang dijumpai, diduga harimau itu lewat beberapa hari yang lalu.

Menurut Kepala BBKSDA Riau Suharyono, ada beberapa lokasi yang dicek tim quick response yang diturunkan pada Selasa, 10 Juli 2018. Warga yang menyebut melihat adanya harimau juga diajak serta.

"Di lokasi yang disebut warga ada penampakan harimau dan mengaku bertemu, tidak ditemukan adanya jejak," kata Suharyono, Rabu (11/7/2018) siang.

Suharyono menyebut harimau yang meninggalkan jejak itu sudah dewasa. Hal itu dilihat dari ukuran jejaknya yang hampir sama panjang dengan pulpen. Namun, ia belum bisa memastikan jumlah harimau yang melintas di perkebunan dimaksud.

Sebagai tindak lanjut, BBKSDA menyarankan perangkat desa bekerja sama dengan warga untuk memasang umpan. Tujuannya memastikan apakah harimau itu kembali melintas di tempat yang sama.

"Apabila umpan tersebut dimakan, maka warga diminta menghubungi tim. Hal ini diperlukan guna pengambilan langkah-langkah penanganan lebih lanjut ke depan," kata Suharyono.

Suharyono mengimbau warga setempat yang ingin masuk kebun agar tidak sendirian. Warga juga diajarkan cara bertindak apabila berjumpa dengan harimau. Salah satunya tidak bergerak spontan dan membelakangi harimau.

"Juga dipasang spanduk himbauan kepada warga di lokasi tersebut," kata Suharyono.

 

 

2 dari 2 halaman

Berkebun di Siang Hari

Sebelumnya, Kabid Wilayah I BBKSDA Riau Hutomo menjelaskan, Kampar termasuk sebagai wilayah habitat harimau karena di sana ada kawasan Bukit Bungkuk. Daerah ini termasuk cagar alam karena memang dihuni beberapa harimau.

Hanya saja, Hutomo belum bisa memastikan beberapa individu harimau di sana. Kemunculan itu, disebut Hutomo, sudah beberapa kali terjadi.

"Bukit Bungkuk itu termasuk kawasan suaka marga satwa," ucap Hutomo.

Beberapa bulan sebelumnya, harimau juga muncul di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Setelah itu, harimau tak lagi terlihat.

"Di Indragiri Hulu dan Pelalawan itu dipastikan harimau, hanya saja sekarang sudah tidak ada laporan lagi," sebut Hutomo.

Sebelumnya, warga setempat, Imar dan Ikhsan menyebut jejak-jejak harimau pertama kali ditemukan pada Rabu, 4 Juli 2018. Jejak itu terlihat di jalan perkebunan menuju pemukiman penduduk.

"Jejak itu berjarak sekitar 50 meter dari rumah saya," kata Imar kepada wartawan.

Menurut Imat, saat ini para petani di desa tersebut dibuat resah dan was-was dengan penemuan jejak. Akibatnya, banyak warga yang tidak berani ke kebun karet terlalu pagi.

"Sekarang baru siang warga di sini pergi ke kebun," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini: