Liputan6.com, Meulaboh - Ketua DPRK Aceh Barat, Provinsi Aceh, Ramli mendukung sikap kepala desa yang bermaksud menggugat bupati karena mendiskriminasi 25 kepala desa berupa pemecatan sepihak.
"Semua keuchik/kepala desa itu sudah melapor ke DPRK, usai duduk bersama di ruang rapat Komisi A. Kita menyarankan untuk segera melakukan PTUN, sehingga masalah tersebut tidak berlarut- larut," katanya di Meulaboh, Rabu, 11 Juli 2018, dilansir Antara.
Menurut dia, pemberhentian jabatan kepala desa secara sepihak sangat tidak manusiawi dan bertentangan dengan peraturan di Negara Indonesia. Apalagi, jabatan kepala desa itu diperoleh dari hasil demokrasi, yakni pilihan masyarakat, bukan ditunjuk bupati.
Advertisement
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) itu menjelaskan, rencana kepala desa patut didukung agar ada rasa keadilan bagi mereka yang ditindak penguasa. Hal itu juga sudah dibicarakan dengan kalangan DPRK yang turut dihadiri tokoh masyarakat.
Baca Juga
Ramli berkata, keputusan yang diambil oleh pemerintah daerah itu tergolong memaksakan kehendak. Pihaknya sebagai penampung aspirasi rakyat berjanji akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah pemecatan sepihak itu.
"Tindakan pemecatan keuchik yang dipilih secara demokrasi itu, sangat bertentangan dengan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, sehingga kita mendukung upaya keuchik mencari keadilan," ucapnya.
Ramli menyarankan keuchik menyurati DPR Aceh secara resmi dengan melampirkan surat pemecatan yang telah diterima. Pihak DPRK nantinya turut pula melaporkan hal tersebut kepada Pemerintah Provinsi Aceh, bila perlu ke tingkat pusat.
Sebagai Ketua DPRK yang saat dianggap oposisi terhadap pemerintah daerah setempat, Ramli menyatakan siap mendampingi dan menyediakan kuasa hukum sebagai pengacara bagi aparat desa yang berasal dari daerah tersebut.
Ramli menambahkan, perlunya penanganan secara serius dalam permasalahan pemberhentian dan pengangkatan keuchik, untuk menghindari konflik sosial dalam masyarakat di Kabupaten Aceh Barat.
"Apabila hal seperti ini dibiarkan, maka akan banyak lagi keuchik yang diberhentikan. Dari hasil diskusi kami, tidak ada kesalahan mereka (keuchik), tapi kenapa ada pemectan sepihak. Ini kebijakan yang keliru dan bertentangan dengan aturan," katanya.
Saksikan video pilihan berikut ini: